"Dek... Adek siswa SMA sini, kan? Kenapa berantem? Ini sudah jam 5 sore,
seharusnya semua siswa sudah pulang."
"Sekarang, ikut bapak ke UKS ya. Kita masuk sekolah lagi, biar bapak antar."
"Gak.. Gak usah, Pak. Gue bisa obatin sendiri. Jangan kasih tau siapa-siapa
ya, Pak. Tolong." Jawabnya lirih sambil menahan sakit.
"Yasudah, bapak antar aja ke rumahmu. Kondisinya parah banget. Gak mungkin
bisa pake motor sendiri."
"Yaudah, Pak."
Tiba-tiba, Rahsa melihat Rinai. Iapun langsung mendekatinya.
"Yaampun, Ri. Kamu kenapa?" "Pak, ini temen saya. Biar saya aja yang anter pulang yah."
"Baik. Tapi hati-hati, ya."
"Iya. Nanti kami naik angkot aja. Terimakasih, Pak."
Rahsa dan Rinai pun segera mencari angkot. Tak lama, mereka mendapatkan angkot yang ditunggu, dan pulang. Di perjalanan pulang, menuju rumah, Rahsa berusaha tak banyak bertanya. Sampai akhirnya ia mengatakan juga.
"Ri... sampai kapan kamu kegini?"
"Maafin aku, Rah. Aku janji gabakal kegini lagi."