"Iyakah? Ada seperti Aksa tapi berbeda?" celetuk Oky.
"Sebenarnya kita akan diajak kemana lagi sama kisah ini?" samar, Ayya berucap.
"Sudah. Selagi kita masih di sini. Tonton saja." Jawab Aksa.
***
Telinga yang Enak Didengar
Senja berhasil dicuri dari peraduannya hari ini. Tinggallah ia bersama ruangan paling gelap di muka bumi. Pekat. Sunyi. Sepi. Pewarta hati. Mereka cerewet sekali. Melemparkan berbagai tanya. Ia tetap diam dengan mematung begitu saja. Seolah tak berdaya. Sesekali memeluk lutut. Memandangi mata mereka. Hampa. Lalu menunduk, dan menjatuhkannya di tepian mega. Dialirkannya pandangan itu begitu saja.
Rahsa menarik suara-suara. Berharap masih ada yang mengendap, setelah jeda. Pertarungan kaca beterbangan dan api dari mata selalu menyapanya. Hari ini adalah kali ketiga di bulan paling tabahnya Sapardi. Tapi ia tak merasa paling tabah--kecuali diri yang makin merasa sunyi. Sebuah sunyi yang sembunyi.