Namun, hari itu sepertinya hari tercapek yang dilalui Oki. Setelah membalas chat dari ponselnya, ia tertidur lagi. Melanjutkan mimpi.
***
"Mas..."
"Iya, sayang?"
"Kita nanti ke rumah orangtuamu?"
"Iya. Kamu gapapa 'kan?"
Mala mengangguk.
"Aku seneng."
"Hum?"
"Iya. Seneng."
"Kenapa? Kok?"
"Rasanya baru kemarin-kemarin aku banyak bermimpi tentang kembali ke sini. Ternyata, Allah kasih kenyataan seperti ini. Seperti rindu yang tertunaikan."
"Kamu itu ya. Aneh."
"Gapapa. Biarin. Weee."
"Huuu."
Ardi masih bertanya-tanya. Sebab apa ia memilih menjadi petani. Apakah ia yakin mampu menjalaninya?
Tak berapa lama, mereka sampai. Di hamparan tanah yang penuh hijau, ada semerbak harapan pada Ardi dan Mala.
"Mas... ini indah sekali. Aku rindu."
"Ini bukan sekadar rindu. Kita akan hidup di sini. Kamu bener tak masalah?"
"Mas... katamu, dalam situasi apapun namanya rumah tangga harus tetap sama-sama 'kan?"
"Terima kasih, sayang."
"Kita hampir sampai kah, Mas?"