POV Oki
Aku sampai di halaman rumah Wahyu. Dia sudah berdiri di depan rumahnya. Seolah menantiku.
"Eh, kemana aja, kok agak lama?" Sapanya.
"Tadi beli sarapan dulu."
"Di Wulan, ya?"
"Ouh, iya. Di Ibunya Wulan."
"Kok bisa paham gitu?"
"Gakpapa, nebak aja."
"Ah, pasti dulu langganan di sana, ya?" Aku berusaha memancingnya untuk cerita.
"Iya dulu sempet. Tapi semenjak Ibu sudah biasa masak sendiri, jadi gak beli lagi deh."
"Udah, cuma itu?" Kembali kupancing ia cerita.
"Trus?"
"Ya apa gitu."
"Apaan si. Hayukk, masuk dulu. Mau sarapan 'kan?"
"Tapi aku bawa makanan, gimana?"
"Kebetulan Ibu dan Bapak pergi tadi. Ada keperluan."
"Ouh, jadi lo tadi di depan nunggu sarapan yah?"
"Apaan sih. Bentar ya. Tak ambilkan minum." Wahyu pergi ke dapur.
Aku duduk di tempat makan seperti kemarin. Ya, sebuah tempat makan yang sama saat bersama orangtua Wahyu.
"Motornya baru nih." Wahyu kembali dengan segelas air putih dan teh anget.
"Haha nggak. Dikirim dari kampung. Biasa."