"Yuk, pulang!" Ucap Aksa setelah membayar nasi gorengnya.
Ayya mengikutinya di belakang Aksa. Tak biasanya Ayya berjalan di belakangnya. Apakah ini juga pertanda?
Aksa pun tak menegur Ayya. Biasanya ia akan meminta Ayya berjalan seiring di sampingnya. Namun, kali ini tidak.
"Ibu ndak nanya lagi, kan?" tanya Aksa dalam perjalanan pulang.
"Ndak, Sa."
"Tadi aku udah bilang soalnya. Oh ya, kamu kenapa? Sakit?"
"Gapapa, Sa."
"Gak biasanya kaya gini. Aku ada salahkah?"
"Tidak, Sa. Kamu nggak salah."
"Masih kepikiran Kelana? Takut kembali ke Derana Florist?"
"Sedikit. Tapi... entah mungkin perlu lebih istirahat aja."
"Kamu benar. Agaknya hari ini cukup melelahkan."
"Iya. Terima kasih, ya?"
"Terima kasih, untuk?"
"Untuk semuanya. Kamu pasti jauh lebih capek. Lebih lelah. Kamu selalu repot. Mau direpotin."
"Ssst... jangan bilang kaya gitu lagi. Tidak ada istilah repotin."