"Tunggu!" ucap Ayya menahan Aksa.
"Kenapa, Sayang?" Aksa sudah kian dalam puncak hasratnya.
"Tidak!"
Ayya sekonyong-konyong meraih kembali pakaiannya. Pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Tak berapa saat kemudian, ia sudah rapi kembali dengan pakaian yang sama, karena memang tak membawa baju ganti.
Melihat perubahan Ayya, Aksa merasa kaget. Ia pikir, Ayya mau sama-sama meluapkan puncak hasratnya yang tertunda. Ternyata, petang itu tak meluluhkan hati Ayya untuk meluapkannya. Aksa pun hanya bisa melihatnya yang sudah rapi.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Aksa.
Ayya menganggukkan kepala dan seraya mengambil mukena.
"Aku mendengar adzan yang sayup-sayup terdengar di telingaku. Aku malu, Mas sama Allah," ucapnya lirih.
Suatu ucapan yang membuat Aksa seperti dihujamkan beragam pisau yang menyayatnya. Keheningan memenuhi obrolan sepasang kekasih itu.
"Kamu mau sholat? Lekaslah. Aku akan tunggu."