Mau kuceritakan sesuatu yang amat rahasia, yang mana hanya Tuhan dan aku saja yang mengetahui kebenarannya?
Ketahuilah ... aku begitu kasihan pada orang-orang bodoh ini. Mereka ceroboh untuk mencari kebenaran tentang Namira Satyawati. Namun, kupikir bukankah menyenangkan mendapati orang-orang bodoh yang kebingungan?
Bagaimana kalau kita berbicara mengenai dia yang terlihat tenang, tapi menghanyutkan. Sesuai dengan namanya, bukan? Ya, Namira Styawati. Nami! Karena itulah aku membantainya!
Oh, aku belum mengenalkan diriku pada kalian. Tapi, kupikir kalian pasti sudah tahu siapa diriku. Tapi akan kuperjelas dengen sendirinya ketika wanita yang akan kubicarakan ini memaki namaku pada detik kematiannya.
Sampai mana tadi? Ah, bahkan aku belum memulainya.
Hari itu tanggal 27 Juli. Ingat dengan tanggal ini, eh? Itu adalah di mana Namira kehilangan hidupnya.