Chapter 46 - Pijat Refleksi

David memijat pahanya dan tidak membiarkan Nisa bergerak.

Nisa berteriak kesakitan.

Nisa berteriak gugup. "Meskipun kita berpacaran, aku bukan… kamu tidak bisa begitu saja memijatku seperti ini ." David menyipitkan matanya dan bertanya setengah jujur. "Kalau aku ingin memijatmu sekarang, siapa yang bisa menghentikanku?"

Ekspresinya terlalu serius dan matanya terlalu sulit untuk dijelaskan.

Untuk sesaat, Nisa tidak tahu apakah yang dia katakan itu benar atau salah.

Dia berkata. "Kamu adalah ketua."

David tersenyum jahat. "Tidakkah menurutmu itu suatu kehormatan untuk dpijat olehku?"

Nisa benar-benar merasa takut, karena dia sepertinya melihat semacam minat dan antusiasme di matanya.

Ini membuatnya tidak nyaman. "Mungkin orang lain akan berpikir itu suatu kehormatan untuk dipijat olehmu, tapi aku pasti tidak akan."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS