Meskipun itu hanya sebuah kata yang singkat, tapi emosinya jadi tak tertahankan "Serius?"
Dia memiliki banyak pertanyaan untuknya, kenapa dia tidak mengatakan yang sebenarnya? Tapi dia tahu bahwa serangkaian pertanyaan seperti itu hanya akan memancing masalah.
Terlepas dari mengapa dia menginginkannya, dia hanya temannya.
Dia diam lagi.
"Ya."
Melihat kata itu, dia tidak bisa menahan diri kecuali menangis.
Orang lain tidak akan mengerti perasaan di antara mereka, tapi mereka berdua benar-benar tahu apa yang terjadi di hari dia meninggalkan Dika ke luar negeri.
Dia menemaninya melewati masa-masa sulit, tetapi juga ia telah mendorong dirinya.
Bisa dikatakan tanpanya maka dirinya yang sekarang tidak akan ada.
"Di mana kamu sekarang? Aku menemui seorang pria hari ini, dia memberiku perasaan yang sangat akrab."
"Bekerja."