"Dika, aku benar-benar datang kepadamu ketika aku putus asa. Kalau kamu tidak memaafkanku, aku benar-benar tidak akan punya cara untuk bertahan hidup. Istri dan anak-anakku bergantung padaku untuk memberi makan, tapi sekarang, tak ada yang mau mempekerjakanku,"
Dika memandang keluar jendela tanpa mengucapkan sepatah kata pun, wajahnya kusam dan tidak jelas. Dia sudah lama memberitahu industri ini bahwa kalau ada yang mempekerjakan Devon, dia akan melawannya. Devon tidak bisa menemukan pekerjaan, seperti yang dia harapkan. Apalagi harta kekayaannya sudah merugi dan tidak mungkin punya dana untuk melanjutkan bisnis, Dika tidak heran.
Dika tidak peduli dengan permohonan Devon. Devon telah mengambil langkah ini hingga titik ini atas tanggung jawabnya sendiri dan tidak bisa menyalahkan orang lain sama sekali. Kalau dia tidak mengkhianatinya sejak awal, dia tidak akan jadi seperti ini.