"Sedikit saja tanda tuan, saya akan langsung tahu dan saya akan pergi. tanpa pamit."
Arjuna memegang kemudia dengan erat, selama beberapa hari ini ia terus saja teringat dengan ucapan Medda malam itu. sejak saat itu, Arjuna benar-benar berusaha keras agar Medda tidak meragukan perasaannya ataupun perasaan Dya. Arjuna mati-matian melarikan diri dari Dya yang jelas-jelas berusaha memonopolinya.
"Jun, bisa pegang Zain sebentar. Aku harus pasang anting."
Arjuna menerima Zain dengan wajah datar, bayi laki-laki yang sudah berusia tujuh bulan itu jelas tidak menyadari perasaan Arjuna, karena Zain dengan santai menepuki wajah lelaki itu sembari tertawa.
"Bunda udah nanyain aja ini, kapan kita bisa makan malam lagi di rumah. Untung kamu punya waktu malam ini ya Jun. kalau enggak aku bingung mau bilang apa ke bunda. Enggak mungkn kan aku bilang kalau kamu lebih suka menghabiskan waktu dengan kekasih baru kamu di bandingkan dengan keluarga."
