69. Bertahan
"Habis darimana? Akrab banget kayaknya."
Jantungku hampir saja lepas. Suara dingin nan berat milik Rmadan menyambut kepulanganku malam ini, padahal aku belum sampai teras depan kamarku.
Malam-malam begini Ramdan masih ada di sini, apa kata orang nanti? Meski status kami suami-isteri, tetap saja ibu kos tidak membolehkanku membawa laki-laki masuk ke dalam kosan. Mungkin jika statusnya adalah suami masih ada pengecualian, tapi bagiku tidak. Peraturan tetaplah peraturan.
Aku segera mengatur napas yang terputus-putus. Sembari memegang dada, kuberanikan diri untuk menatap manik mata Ramdan. Pria itu berdiri dari balik tembok yang terhubung dengan gerbang masuk ke kosan.
"Mau apa kamu ke mari, Mas?" Aku balik bertanya. Ya, sudah seharusnya begitu agar Ramdan tidak menginterogasiku lebih lanjut.
Matanya memicing curiga. Pelan-pelan, kualihkan pandangan darinya. Pura-pura melakukan melihat hal lain.