"Mas mau berangkat kerja malam-malam begini?" Bela menghantarkan Raka yang hendak pergi ke café.
"Iya. Nggak papa kan?" Raka menghadap Bela dan memastikan sebelum meninggalkannya.
"Hmm." Bela manggut-manggut saja.
Dibalik angukannya itu, terselip perasaaan tidak rela. Dalam benaknya dia mengharapkan malam ini, Raka tetap di rumah menemaninya tidur bukannya malah pergi.
Tiba-tiba saja dia ingin menyalahkan keputusan Raka yang memilih untuk mengundurkan diri dari perusaha John. Mungkin kalau tidak mengundurkan diri darisana, pasti malam begini suaminya akan tetap di rumah. Ya meskipun harus menyelesaikan pekerjaan kantor di rumah juga.
Tapi setidaknya suaminya itu bisa menemaninya saat tidur. Bukannya meninggalkannya seperti ini. Tahu kalau suaminya sekarang fokus bisnis café, mengharuskan Raka harus siap kapanpun pergi termasuk malam-malam begini ke café.
"Bela?" Raka mendongakkan wajah Bela untuk menatapnya karena menunduk tadi.