Chereads / Mempelai Pengganti / Chapter 2 - Awal Mula

Chapter 2 - Awal Mula

"Aku punya seorang adik perempuan. Kau jangan aneh jika melihatnya nanti." Hyun tertawa sambil menatap wanita di hadapannya malu-malu.

"Ceritakan padaku, tentang dia." Wanita itu menjawab lembut.

"Hum, dia cantik menurutku. Sejak kecil ingin menjadi model tapi Ayah tidak membiarkannya. Dia kesayangan keluarga besar kami, namanya Haerin. Tapi kelakuanya, ugh!" Hyun mendengus jijik.

"Adikku tidak seperti gadis pada umumnya, ia cenderung seperti penyihir jahat. Makan sangat banyak seperti babi, dan suka menghabiskan uang. Mungkin dia adalah anak dari hasil kekhilafan ibuku dengan orang gila yang pernah ia temui di pinggir jalan. Tapi aku pernah dihajar beberapa kali hingga diancam tercoret dari surat wasiat keluarga karena menyebutkan fakta paling masuk akal soal asal-usul adikku ini."

Gadis itu tertawa sangat renyah, membuat Hyun makin tergila-gila lagi kepadanya. Bahkan, sangat gila. Begitu cantik, keibuan, penyuka bunga dan pintar bermain biola. Ah, dia benar-benar wanita sungguhan.

"Lalu?"

"Uhm.. dia tidak punya pacar. Aku juga tidak tahu kenapa, adikku selalu menjauhi pria-pria, dan hanya punya dua antek-antek yang setia menemaninya kemana-mana. Dia bermusuhan dengan putri seorang deputi gubernur bank, dan perkelahian mereka diluar batas wajar. Beberapa kali aku menjemput mereka di kantor polisi dan ke rumah sakit setelahnya. Baik adikku ataupun musuhnya itu, aku rasa mereka berdua makhluk jadi-jadian. Bagaimana seorang gadis bisa membuat gadis lainnya babak belur hingga harus operasi wajah? Aku tidak mengerti dengan adikku."

Ara— gadis di hadapan Hyun itu tertawa lagi. Tertawa sangat keras karena merasa cerita Hyun mengandung unsur komedi yang tinggi, padahal kenyataannya Hyun menganggap itu semua bagai mimpi buruk. Ya, Haerin seperti mimpi buruk baginya.

"Bagaimana adikmu?"

"Ya?" Jawab Ara.

"Kau punya adik laki-laki, kan? Bagaimana dengan dia?"

"Aku rasa, adikku juga tidak jauh lebih baik," Ara tersenyum memulai ceritanya. "Namanya Marcus, dia pekerja keras yang tangguh. Terobsesi pada kekayaan keluarga dan warisan. Adikku suka sekali bermain perempuan dan kadang dengan gilanya dia membuatku menjadi tameng perlindungan. Ah, itu membuatku lelah. Dia punya tiga orang teman yang sudah seperti sahabat sehidup sematinya, aku lupa siapa mereka. Ketiga anak itu juga tak kalah aneh. Kabarnya, adikku seperti ini karena ia patah hati oleh seorang gadis. Aku tidak mengerti juga." Ara mengoceh panjang lebar.

"Um… masih mending adikmu punya alasan kenapa dia berlaku demikian. Adikku? Uh, anak itu mungkin ada kelainan jiwa."

"Kau menggambarkannya terlalu berlebihan, hahahaha." Ara masih tertawa.

"Ya ampun, kau tidak percaya padaku? Ini sungguhan, adikku benar-benar mengerikan. Tak jarang dia mengganggu gadis-gadis yang aku kencani jika ia tidak suka pada mereka."

"Oh ya? Dia sama persis seperti adikku kalau begitu."

"Apa?" Hyun terperangah.

"Ya, adikku mengambil banyak keuntungan dari pria yang dekat denganku, dan kadang-kadang dia menyingkirkannya begitu saja jika merasa pria itu tidak baik."

"Mereka serasi!" Hyun menarik kesimpulan dan tertawa.

"Tampaknya begitu." Ara tersenyum malu-malu.

"Tapi tidak bisa, kita jauh lebih serasi dari pada mereka." Hyun buru-buru mengubah intuisinya, lalu layaknya aktor drama kacangan, ia mulai mengambil langkah dan posisi yang sangat mainstream seperti di drama-drama. "Maukah kau menikah denganku? Dan mari kita hadapi dua monster itu bersama-sama." Hyun membungkuk dan memberi setangkai bunga yang terdapat sebuah cincin menggantung dibawahnya, menujukannya pada Ara.

***

BRAK!

Marcus membanting map berpenjepit baja yang isinya dokumen berharga ke atas meja. Pria itu menarik napas dalam-dalam, berulang kali. Kabar tentang sang Kakak yang sebentar lagi akan dilamar membuat jantungnya hampir saja tidak berada ditempat. Kalau Ara menikah, Marcus tidak akan mendapat keuntungan dari pacar-pacar Ara lagi. Baik itu keuntungan fisik maupun pamor.

Masalahnya, pacar-pacar Ara berasal dari kaum hedonis dan eksekutif terkenal, selain membuat Marcus makin berjaya secara materi, beberapa dari mereka membuatnya jadi orang penting di klub-klub malam terkenal. Ya, Ara seringkali berganti pacar karena kebanyakan mereka tidak tahan berhubungan dengannya. Tentu saja itu ulah adiknya sendiri.

Lalu sekarang? Ara akan menikah dengan pria dari negeri antah berantah yang tidak Marcus kenal ataupun tidak terlacak keberadaannya. Siapa dia? Bahkan Ara tidak pernah membawanya ke rumah. Kenapa acara temu keluarga berjalan cepat sekali? Bagaimana nasib Marcus jika Ara menikah? Siapa yang akan jadi tamengnya untuk memarahi gadis-gadis yang ia mainkan? Oh, hell! Ini bencana yang sesungguhnya.

"Marcus," tiba-tiba saja Kim Ryeo datang, pria mungil dengan suara paling cempreng dan cerewet nyaris menyeramkan itu membawa sebuah map hijau ditangannya.

"Apa?" jawab Marcus datar.

"Ini benar-benar berita besar! Harta karun tak ternilai! Calon suami kakakmu itu Shin Hyun!" Ryeo berkata dengan nada yang ada api-apinya.

"Aku tahu namanya, lalu?"

"Ya ampun! Lalu? Kau tidak tahu? Dia berasal dari keluarga kaya raya yang punya kekayaan berlimpah di Jepang! Dia keturunan Jepang!"

"Apa?" Marcus menganga. Ia kenal semua pengusaha kaya serta anak-anak mereka tentu saja. Tapi Shin Hyun? Rasanya ia baru mendengar nama itu. "Mungkinkah dia keluarga Tan Jaewo? Pengusaha yang katanya seorang mafia itu?"

"Mantan," jawab Ryeo. "Mantan mafia. Sekarang sudah tidak." Ryeo tersenyum dan memberikan map hijau tadi pada atasannya. "Lihat itu, dia benar-benar kaya. Dana untuk segala biaya pembangunan resort baru di Maldives akan terlaksana sebentar lagi." Ryeo berbisik ditelinga kiri Marcus, bagai iblis yang sedang menggodai manusia untuk berbuat maksiat. Ya, Marcus ahlinya berbuat maksiat, dan manusia-manusia disekelilingnya ikut serta.

"Itu bisa diatur kalau begitu." Marcus tersenyum licik, dan menyimpan map untuk segala keperluannya memoroti harta Hyun, calon kakak iparnya.

Hyun pikir, dia dan Haerin seperti gambar tumbler yang menunjukkan deskripsi bahwa seorang kakak laki-laki begitu mencintai adiknya, namun sang adik justru memanfaatkan hal tersebut untuk sebuah keuntungan sendiri.

Ketika ia mencintai adiknya sepenuh jiwa dan raga, melindungi gadis itu hingga berkali-kali menjaminkan diri saat Haerin keluar masuk jeruji besi terkait tindak kekerasan yang ia lakukan pada Lee Bona. Namun pada kenyataannya sang adik malah memperlakukannya bak barang dagangan. Sesekali Haerin akan memaksa Hyun menjemputnya ke kampus, lalu memamerkan Hyun pada teman-temannya. Parahnya, mereka harus membayar untuk itu, Hyun merasa jadi hewan sirkus.

Kadang-kadang Haerin memintanya untuk menjadi bintang iklan atau apa punlah yang berhubungan dengan uang dan akan dipasarkan entah itu untuk bisnisnya, bazaar, ataupun sekedar ajang merebut perhatian.

Namun kali ini agaknya aksi Haerin benar-benar harus terhenti mengingat Hyun sudah melamar seorang gadis untuk dinikahinya. Tapi meskipun Haerin kelihatan seperti gadis tarzan yang susah diatur, ia sebenarnya sangat bergantung pada kakaknya. Manja dalam artian yang berbeda.

"Menikahi gadis yang baru tiga bulan kau kencani? Kau sudah gila?!" Haerin berkacak pinggang. Ia tidak habis pikir kenapa sang kakak nekat melakukan hal seperti ini. Maksudnya, nekat karena tidak memberitahukan siapa gadis itu kepadanya. Kenapa juga pacar kakaknya yang ini bisa luput dari pengawasannya? Haerin tidak pernah kecolongan seperti ini.

"Dia teman lamaku."

"Siapa? Aku tidak pernah tahu. Kau tidak pernah membawanya ke rumah."

Itu karena aku ngeri kau berbuat yang aneh-aneh pada wanita ini.

"Memangnya semua temanku harus selalu kau tahu? Temanmu saja aku tidak kenal banyak." Hyun berkilah dari adiknya.

"Tentu saja kau tahu. Temanku hanya Henry dan Casey Ahjumma." (Ahjumma = Bibi)

"Ahjumma?" Ibu Haerin terheran-heran mendengar pengakuan anaknya.

"Dia itu manusia dari abad ke 23 dan berdandan seperti badut karnaval."

"Dia itu trendy dan stylish!" Haerin mengelak tak terima salah satu sahabat terbaiknya dijelek-jelekkan oleh sang kakak.

"Terserahmu sajalah! Yang jelas, sabtu malam nanti kita akan ke rumah keluarga Cho dan melamar anak gadisnya untuk ku nikahi. Jadi, kau jangan macam-macam. Yang satu ini, tolong jangan diusik seujung kuku juga!"

Hyun meninggalkan ruang keluarga yang menyisakan tiga orang anggota keluarganya. Sementara Haerin membanting tubuhnya ke sofa, ini sudah tidak bisa digagalkan lagi. Tidak bisa! Hyun tampak serius dengan gadis ini.

"Sudahlah, sayang. Ini sudah waktunya Kakakmu memberi kami cucu dan keponakan yang lucu untukmu."

"Hyun sudah terlalu matang untuk terus melajang, untuk yang ini tolong biarkan saja." Ayah dan Ibu Haerin ikut menambahkan. Gadis itu diam saja.

Tiba-tiba ada rasa takut ditinggalkan. Hyun akan punya orang lain yang lebih ia sayangi ketimbang dirinya sendiri. Mesin uang Haerin akan vakum selamanya, dan nanti akan ada seorang bayi berisik di rumah ini. Sungguh bencana, Haerin tidak suka ide ini. Tapi dua puluh delapan tahun umur sang kakak, selama itu pula ia mengganggunya. Baiklah, mungkin ini sudah saatnya Haerin berhenti menyusahkan Hyun.