RAHASIA OMA DI DUNIA SIHIR
"Oh, jadi kamu cucunya Christina ?" tanya papanya Daniel sambil menatapku.
"Iya, tuan !" aku membungkuk menghormatinya.
"Ya, sudah! ayo kita masuk !" ujar istrinya yang cantik.
Didalam rumah tidak jauh berbeda dengan rumah bibinya. Jadi tak usah diceritakan lagi, tapi yang membedakannya hanya banyak barang antik dari berbagai negara. Jadi apa yang di katakan Daniel tentang papanya benar adanya, bahkan topeng singa barong dari pulau Bali ada disana bahkan ada dua, satu berambut putih dan hitam.
Setelah itu Daniel mengajakku jalan-jalan berkeliling rumah dan bertemu adik serta sepupu perempuannya, yang satu bernama Mariam adiknya juga cantik sedang sepupunya Diana. Mereka menatapku dari ujung rambut sampai kaki, menurut Daniel mereka bersekolah sihir yang berbeda dengannya. Pantas tak pernah bertemu denganku.
"Seorang Muggle ya ?" tanya sepupunya.
"Begitulah !" jawab Daniel.
"Lo ternyata suka tipe gadis seperti itu rupanya ?" ujarnya, aku hanya terdiam.
"Memang kenapa, lo juga kan pernah menjalin hubungan dengan cowok muggle !" Daniel menjawab cuek, muka Diana memerah.
"Tapi tidak seperti lo kali! setiap gadis muggle lo pacarin pasti dibully penggemar lo! dan lo harus hati-hati para cewek menyukai Daniel itu banyak dan militan! bisa-bisa lo dibully habis-habisan dan setelah itu pindah tidak lagi menampakan hidungnya !" Diana menatapku tajam.
"Dia berbeda Diana, lo tahu Ana cucunya Christina !" jelas Daniel, Diana tertegun.
"Oh ya, boleh juga! gue pengen tahu sampai kapan dia bertahan !" kemudian Diana tertawa sambil mengajak Meriam adiknya Daniel yang pendiam pergi.
"Ana jangan dipikirkan perkataan Diana !" ujarnya sambil menatapku.
"Tidak apa-apa Daniel! aku memang muggle dan sudah tahu tentang kamu!" jawabku tersenyum.
"Oh ya, kuharap semua berita itu bohong !" Daniel tersenyum juga.
Dia mengajakku ke kamarku, karena aku akan menginap disini sampai tahun baru tiba. Kamar untukku tidur tidaklah besar, menurutnya ruangan itu bersebelahan dengan kamar adiknya dan sepupunya tadi. Aku menyimpan tas dan setelah itu Daniel mengajakku ke ruangan perpustakaan milik keluarganya.
Ternyata sangat besar dan luas, seperti perpustakaan sekolah. Buku-buku ini di koleksi selama 5 generasi keluarga Daniel berarti sudah 100 tahun. Menurut Daniel dia baru bisa membaca seperempatnya saja, banyak buku langka di sini. Daniel menunjukan sebuah buku dan ketika membacanya itu karangan oma !
Judulnya Bunga dan tumbuhan obat, menurut Daniel buku itu menjadi referensi dan diakui bagi penyihir pengobatan di dunia sihir. Kemudian Daniel menunjukan buku lain yaitu 100 penyihir terhebat sepanjang masa, lagi-lagi nama oma ada disana sebagai salah satu penyihir perempuannya karena dari semuanya hanya 10 wanita saja sisanya laki-laki.
Aku tak percaya kalau oma penyihir hebat, tak heran dia pasti punya banyak musuh karena iri kepadanya. Aku tidak tahu apakah bisa menyamai kehebatan oma atau tidak, melihat prestasi yang di torehkannya di dunia sihir.
"Anu Daniel apa di hari libur bank masih buka ?" tanyaku.
"Memang ada apa ?" dia balik bertanya.
"Ada sesuatu barang yang harus aku ambil !" jawabku.
"Masih bisa, besok terakhir! kita kesana bersama-sama !" ajaknya.
"Terima kasih Daniel !" jawabku dan terdengar suara bel tanda makan malam berbunyi, aku dan Daniel ke bawah. Dan setelah itu kami istirahat.
------------------
Keesokan harinya, setelah makan pagi. Aku dan Daniel pergi ke kota sihir untuk menuju bank, ternyata memang masih buka sedang besok baru libur untuk menyambut natal dan tahun baru. Kali ini aku bersama Daniel masuk ke gudang milik oma, tapi dia menunggu di luar, ketika masuk mengambil barang yang diminta oma. Aku tertegun ternyata itu sebuah kalung pentagram emas dan sebuah cincin dari perak ada tulisan yang tak ku mengerti. Aku memutuskan untuk memakai kalung itu, serta cincin yang ternyata pas di jariku. Aku merasakan sesuatu kekuatan memasuki diriku.
"Bagaimana sudah ?" tanyanya. Aku mengangguk dan memperlihatkan kalung dan cincin. Daniel tertegun.
"Ana ... itu benda yang selalu di pakai nenekmu !" ujarnya.
"Benarkah ?" aku tak percaya, tapi Daniel malah mengajakku pergi.
Ternyata setelah dari bank malah masuk ke dalam museum sihir yang waktu lalu kami datangi bersama teman-teman.
"Kenapa kemari, kan pernah kesini ?" tanyaku heran.
"Iya memang, tapi sebenarnya ada yang ingin aku perlihatkan kepadamu tapi sepertinya teman-temanmu belum tahu banyak tentangmu dan nenekmu juga aku memutuskan tidak jadi mengajak ke sana!" Daniel menjelaskan.
"Oh !" aku hanya menganguk.
Aku dibawa Daniel ke sebuah ruangan dan itu ternyata sama dengan buku yang kemarin diberikan Daniel. Ini ruangan tentang 100 penyihir terbaik sepanjang masa. Dan kini aku berdiri di depan foto oma waktu muda yang bisa bergerak hidup. Daniel menunjuk benda yang digunakan oma sama denganku. Kalung pentagram dan cincin perak di jarinya. Berarti ini warisan dari omaku.
"Yang aku tahu dia seorang pemburu monster !" jelas Daniel membuatku terkejut.
"Maksudku selain dari yang sudah kamu ketahui !" ujarnya.
"Benar-benar mengejutkan, aku tak tahu apapun tentang oma! aku sendiri tidak tahu apa akan seperti dia atau tidak !" kataku.
"Sudahlah Ana, mungkin oma memberikan itu sebagai perlindungan buatmu! sedang cita-citamu terserah dirimu sendiri! yang jelas takdir mu memang seorang penyihir !" Daniel memberikan nasehat untukku.
"Kamu benar Daniel !" aku tersenyum, akhirnya kami keluar dari museum aku bangga kepada oma.
Ketika kami sedang berjalan-jalan, tiba-tiba ada sekelompok menghalangi jalan kami.
"Tak kuduga bertemu denganmu Daniel !" seorang lelaki berambut hitam memandang sinis kepada Daniel.
"John Marley dari klan Johansen! tak berubah sampai sekarang !" jawab Daniel tenang, aku tertegun dia juga salah satu dari 10 keluarga di segani di dunia sihir.
"Ternyata, lo pindah kesekolah Queen karena banyak mugglenya rupanya !" ujarnya dengan ucapan mengejek sambil melirik ke arahku, seperti dengan sekilas semua tahu tentangku, aku tertegun mereka memakai seragam sekolah sihir Howgart !
"Begitulah, lagi pula sekolah di sana sangat membosankan !" jawab Daniel masih tenang tak terpengaruh.
"Benarkah, dari pada Queen sekolah sihir abal-abal !" lelaki itu mulai marah.
"PPRRIITT ,... !!
Sebuah sempritan terdengar dari seorang polisi melihat ke arah kami sepertinya dia mencium aroma hendak ada perkelahian.
"Sampai ketemu lagi Daniel !" mereka pun pergi sambil menyenggol pundak kami dengan cukup keras.
"Kamu tidak apa-apa ?" tanya Daniel, karena tubuhku sedikit oleng tadi. Aku mengangguk.
"Tidak apa-apa !" jawabku.
"Mereka dari sekolah Howgart ?" tanyaku, Daniel mengangguk.
"Iya betul, adik dan saudara sepupuku juga sekolah disana! kamu tidak berpikiran ingin bertemu Herry Potter bukan ?" ujarnya tersenyum, aku pun mengangguk malu.
"Itu hanya nama imajinasi saja, tapi sekolah itu ada dan bisa disebut sekolah sihir tertua di Inggris sudah 500 tahun dan menganut sihir tradisional !" jelas Daniel.
"Lalu kenapa pindah ?" tanyaku penasaran.
"Sudah ku bilang membosankan, aku tak bisa menghafal mantra sihir !" jawabnya.
"Tapi disini kan ada juga ?" kataku.
"Iya sih, tapi sekolah Queen berbeda !" jawabnya misterius. Aku tak bertanya lagi, aku malah penasaran apa sama dengan yang ada di film ?
Bersambung ....