Chereads / ANA AND SECRET BOOK ! / Chapter 30 - Bagian ke Tiga Puluh

Chapter 30 - Bagian ke Tiga Puluh

"Salam kenal, kami trio dari klan Sihir hitam paling jahat di dunia sihir !" Lelaki yang bernama Todd memperkenalkan diri.

"Namaku Karennina! panggil aku Ana! mungkin kalian sudah tahu, kalau aku seorang Muggle !" kenalku.

"Aku Aurora, sudah ku duga !" ujar perempuan berpakaian gothic serba hitam singkat.

"Tentu saja sudah kelihatan kok! nama ku Juliet !" perempuan bertubuh gemuk menambahkan.

"Kalian beneran dari klan sihir hitam ?" tanyaku. Tiba-tiba ada binatang laba-laba keluar dari rambut Aurora. Laba-laba itu cukup besar. Sementara Todd malah mengeluarkan seekor kelelawar yang bertengger di pundaknya, sedangkan Juliet mempunyai seekor kucing hitam. Semua binatang itu menandakan memang dimiliki penyihir hitam.

Sementara semua orang seperti takut dan jijik kepada kami. Aku sendiri mulai akrab dengan mereka. Dan tak memperdulikan pandangan orang tentang kita semua. Setelah semua selesai istirahat kami masuk kelas, aku baru tahu kalau Aurora sekelas denganku. Di akhir pelajaran ternyata Daniel menungguku di luar pintu kelas.

"Ada apa ?" tanyaku heran kenapa dia disini.

"Akhir pekan ini keluargaku ingin mengajak kamu makan malam, kamu mau ?" ajaknya, aku hanya mengangguk dan tak bisa menolaknya.

"Ya sudah, aku pergi ya !" Daniel pun pergi. Ketika hendak kembali ke asrama aku di hadang oleh beberapa anak cewek.

"Rupanya, sudah sangat dekat ya! elo sama Daniel, dan gue dengar lo juga direkomendasikan oleh bokapnya masuk sini! lo sudah melakukan apa sampai seperti itu ?" tanyanya.

"Apa maksud kalian ?" ucapku tak mengerti. Tiba-tiba seseorang di antara mereka ada yang mendorongku.

"Lo, jangan macam-macam sama kita ya !" katanya dengan sinis.

"Aku dan Daniel tak ada hubungan apapun !" jawabku tetap tenang.

"Gue enggak perduli !" salah satu dari mereka memegang tongkat sihir ke leherku. Mereka mengacamku.

"Ck ...ck ... ! kelakuan kalian udah seperti kaya penyihir jahat saja !" tiba-tiba terdengar ada yang berbicara dan semua membalik ternyata itu Aurora.

"Apa maksud lo ?" tanya salah seorang dari mereka marah.

"Ayolah, lo semua menyebut gue mengerikan karena dari klan penyihir jahat! tapi apa bedanya sama kelakuan kalian yang justru mencerminkan penyihir jahat yang suka main keroyokan !" ujarnya dengan cuek.

"Itu bukan urusan lo !" kelompok anak ini masih membandel.

"Tentu saja, ini menjadi urusan gue! apa lo yakin ingin menghajar Ana? lo tahu siapa dia? sekilas aja gue sudah menduga dia cucu siapa, yang hanya satu orang bisa menggunakan kalung Panthagram dan cincin dewi venus !" semua tertegun dan menatapku dengan tajam.

"Level lo semua kalah sama dia! walau sekarang lo dan dia sama tapi kita tidak tahu yang sebenarnya !" lanjutnya.

"Benarkan Karennina? kamu cucu dari Christina si 'Macan Kumbang' yang tersohor mempunyai ilmu sihir dua aliran sekaligus !" Aurora mendekat sambil tersenyum misterius.

Kemudian mengucap mantra tanpa diduga seekor ular besar datang dan melilit tubuhku, semua berteriak terkejut tapi tak lama ular yang hendak menggigitku terbakar dengan sendirinya. Aku tersenyum dan tanganku tanpa sadar bergerak dan seekor ular lain mendekati Aurora, semua mundur. Aurora menyerang dengan ilmunya dan ular itu menghilang.

"Cukup !" teriaknya, aku tertegun dan tubuhku melemas. Semua langsung pergi ketakutan.

"Kamu tidak apa-apa? maaf aku tadi melakukan itu agar mereka tahu siapa kamu! kalau tidak pasti akan di bully terus !" ucapnya, kemudian menolongku.

"Aku tak apa-apa, terima kasih !" jawabku.

-------------

Dan memang benar, sejak itu tidak ada yang mengganggu aku lagi tapi tatapan dan bisikan terus ada, entah takut atau apa aku tak mengerti. Pertemanan dengan trio sihir hitam, menjadi dekat. Akhir pekan aku mengajak kedua orang tuaku untuk pergi ke rumah Daniel, dan mereka tidak keberatan. Keluarga Daniel sendiri menjemput kami dengan mobil, karena jarak yang berbeda dengan dunia nyata.

Tak lama kami tiba di rumah Daniel, kedua orang tuaku tertegun dan kemudian di sambut oleh kedua orang tua Daniel. Mereka pun mengobrol dengan akrab. Kandungan mama sudah hampir 8 bulan. Diana pun ada disana, kami langsung mengobrol.

"Oh, aku menunggu kedatanganmu di akhir musim semi di sekolah Hogwart !" ujarnya.

"Memang ada apa ?" tanyaku.

"Daniel apa dia belum tahu ?" tanya Diana sambil menatap Daniel. Dia hanya menggeleng. Perempuan yang bergaya tomboy itu menghela nafas.

"Akan ada pertemuan tahunan antar sekolah sihir tapi sebatas di Inggris saja kalau untuk seluruh dunia akan diadakan di musim panas nanti !" jelasnya.

"Oh, apa semuanya? maksudku seluruh murid ikut ?" tanyaku.

"Tidak, hanya pemain Quiddich untuk persahabatan serta murid terbaik dari seluruh angkatan masing-masing 10 orang sampai tingkat 10 !" jelas Daniel. Aku mengangguk tak sabar rasanya, menantikan hal itu.

"Kenapa wajahmu seperti itu !" tanya Diana sambil menatapku.

"Karena ... dikelas baruku, sangat sulit !" jawabku.

"Aku mengerti! lo di bully kan? sudah ku duga, Daniel bilang sama penggemar lo itu jangan suka membully orang! hanya karena seorang gadis dekat sama lo, awas ya !" aku tertegun kini Diana membelaku ?

"Apa benar begitu ?" tanya Daniel, aku mengelak hanya memang semua tidak menyukai aku.

"Udah lo engga usah menyembunyikan hal itu Ana !" ujar Diana.

"Sungguh kemarin begitu, tapi setelah itu enggak !" jawabku.

"Kenapa kok bisa ?" tanya Diana. Aku menceritakan pertemananku dengan 3 klan sihir hitam.

"Oh pantes !" jawab Diana.

"Apa benar mereka dari klan sihir hitam !" tanyaku untuk memastikan saja.

"Rumahnya memang tidak jauh dari sini !" jawab Daniel sambil menjelaskan tentang mereka.

"Tapi boleh juga, sangat menarik! jarang mereka berteman dengan siapapun !" ujar Daniel.

------------------

Acara makan malam kali ini sangat akrab dan setelah itu kami pamitan untuk pulang. Dan esok aku kembali ke asrama. Sekolah pun dimulai kembali. Aku memperkenalkan trio temanku kepada temanku yang lainnya. Semua terkejut, tapi tidak lama mereka justru akrab.

"Membosankan !" aku dan trio penyihir hitam sedang bersantai di kantin, di hari minggu.

"Hai, mau yang menarik tidak !" Tanya Juliet.

"Jangan bilang lo mau ke hutan larangan !" jawab Todd malas.

"Engga dong! gue mau mengajak dia ke kota sihir !" ujar Juliet.

"Gue sudah tahu maksud lo !" Aurora melirik Juliet.

"Iya sih, gue pengen membeli donat! tapi ada sisi lain dari kota sihir yang biasanya dia belum lihat !" jawab Juliet.

"Oh, maksudnya kota terlarang ?" tanya Todd.

"Begitulah, lo mau kan ?" bertanya Juliet kepadaku, aku mengangguk.

"Oke gue setuju !" ucap Aurora.

"Siapa yang mau membuka pintu portalnya ?" tanya Juliet.

"Ya udah, gue aja !" jawab Todd.

"Pintu Portal ?" tanyaku.

"Jalan pintas !" jawab mereka singkat.

Kami menuju taman dan tibalah di sebuah pohon besar, Todd mengeluarkan tongkat sihirnya dan kemudian mengucap mantra dan pohon itu pun berlubang seperti sebuah lorong.

"Ayo masuk !" perintah mereka. Aurora terlebih dahulu kemudian Juliet, aku dan terakhir Todd.

Aku terkejut bukan main ketika keluar dari pintu pohon, sisi lain dari kota sihir ! benarkah ini masih di kota sihir ? karena ... ini sangat berbeda sekali ...!

Bersambung ....