"Kau sudah siap anak baru?"
"Aku Olrea Stregth akan maju lebih dahulu untuk memberimu pelajaran! HAHAHA!"
"Beri anak baru itu pelajaran!"
"….."
Keempat anak itu berhadapan tiga melawan satu di pojok lahan kecil. Pojokkan lahan itu biasanya selalu sepi, tapi tidak untuk siang ini.
Hanya dinding berlumut yang membatasi ruang gerak Richard.
Anak dengan tinggi seratus tujuh puluh sentimeter itu terpojok.
Bugh!
Anak berbadan besar dan terlihat berlemak itu menepak-nepak tinjunya ke telapak tangannya sendiri selagi mendekati Richard.
"Habislah kau!!"
Olrea langsung bergerak ke hadapan Richard.
FWUSH! WUSH!! FWET!!
Pukulan tangan kosong diarahkan ke muka Richard.
"Begini saja?"
Anak berambut abu itu menghindari pukulan-pukulan itu dengan santai.
"!!"
BUSHH!!!
Richard menepis tendangan kaki besar yang datang dengan cepat dengan kedua tangannya yang mengarah pelipis kanannya.
"Hooh. Kau tidak selamban seperti yang kukira"
"HUOO!!"
FWEETT!! BUGHH!! FWUTT!! BUSHH!!
Tensi dan ritme pukulan Olrea mulai meningkat semakin Richard menepis serangannya.
Tubuh Olrea yang besar itu menambah bobot hantaman yang direndam Richard, semakin ditangkis, semakin meningkat pula kekuatan pukulan dan tendangannya.
"Semakin ditahan, semakin keras pula serangannya!"
"Kau tidak akan bisa bertahan selamanya!"
Kedua teman anak besar itu mengomentari usaha Richard.
"Aku tahu dia peringkat satu, tapi lawannya anak kelas dua. Mereka satu tahun diatas kita"
"Kelihatannya situasi mulai memburuk untuk Richard"
"...."
"Ayo lari saja kau!"
Tidak hanya teman-teman Exxone, beberapa anak kelas satu dan dua lainnya juga ikut menonton perkelahian itu.
Exxone hanya terdiam menonton perkelahian dua orang itu.
Kerumunan semakin bertambah melihat aksi kedua anak yang sedang baku hantam itu.
HUSHH!!!
Richard terdorong kebelakang menjauh dari Olrea sesudah menahan tendangannya.
"Ayo! Bagaimana?! Kau tidak akan bisa menang kalau hanya bertahan!"
"Fuuhh. Terimakasih"
"A-apa kau bilang barusan?"
"Kelas pagi ini sangat membuatku mengantuk. Tapi karena pijatanmu aku jadi sadar kembali"
Trek! Trek!!
Richard meregangkan otot pundaknya selagi mengencangkan kedua kepalan tangannya.
Tatapan mata hitamnya terlihat lebih menyala sebelum pertikaian mereka dimulai.
"Cih!"
Vampir berseragam Magicna Mudrost berwarna hitam berambut abu itu menapakkan kaki kanannya ke depan juga merentangkan tangan kanannya ke arah lawannya itu.
Sesaat dia membuka telapak tangannya mengarah pada Olrea, angin hangat di siang hari mendadak berhenti meniup seragamnya.
"Kali ini giliranku"
"!!"
"Oh. Anak gendut itu akan habis"
"Apa Exxone?"
"Habis? Dia hanya berpose sok keren"
"Lihat saja"
"???"
"???"
"???"
Exxone sedikit tersenyum. Terlihat ada ekspetasi dari kedua mata kuningnya.
Olrea berlari maju kearah Richard.
"!"
Laki-laki berbadan besar itu mengubah arah larinya menjadi zig-zag, larinya semakin cepat.
Detik berikutnya, anak besar itu menghilang dari hadapan Richard.
"!!"
Satu kaki besar terlentang lebar diatas kepala berambut abu-abu.
BRAKK!!!
"!!"
Hantaman kaki besar itu tidak mengenai sasarannya.
"Kemana dia?!"
Mata lebar hitam anak besar itu langsung mencari lawannya.
"Mencariku?"
BUAK!!!
BUGHH!!
Satu hantaman tangan kanan terbuka menekan bahu kanan Olrea dan mendorongnya jatuh ke tanah dengan paksa.
Tubuh besar itu terbanting keras akibat hantaman Richard yang muncul dari belakangnya.
Tidak terlihat tanda-tanda perlawanan dari tubuh besar itu.
"WAHH!!"
"WUOHH!!"
"Sejak kapan dia sudah berada di belakangnya?!"
"Mataku tidak dapat melihat gerakan barusan!"
"!!!!"
"Lihat Exxone! Bagaimana kau bisa tahu?!"
"Kau punya sihir ramal ya?!"
"Tidak masuk akal!! Apa-apaan gerakan itu! PUFF!! Dia menghilang dan tiba-tiba ada dibelakangnya!!"
Semua orang bersorak kegirangan meskipun keheranan setelah menyaksikan aksi Richard.
Hanya satu vampir laki-laki yang mengernyitkan dahinya setelah melihat aksi itu.
"Kuda-kudanya menaruh tangan kanan sebagai poros, namun dia tetap mengantam orang gendut itu dengan tangan kanannya? Sudah berapa lama aku tidak melihat kuda-kuda itu, hmmhmm"
Laki-laki pendek itu tersenyum kecil.
"OI EXXONE! Kau tidak dengar kita ya?!"
"Jawab kita hei!!"
"Ohh! Oh! HAHAHA! Kalau aku bilang aku punya sihir mata masa depan kalian mau apa hah??!"
"KALIAN JANGAN BERISIK!"
"Ini belum selesai! Aku selanjutnya yang akan turun"
"Hah?! Kalian memang berandal ya!"
"Kamilah yang menantang dia! Berarti kita bertigalah yang harus melawannya kan, Dreak?"
"Tentu saja, Roen"
"Senioritas sekolah ini memang seburuk ini ya?"
"Entahlah Ohm. Kudengar mereka bertiga adalah keturunan darah royal. Itu membuat mereka merasa sangat penting dan memiliki derajat lebih tinggi"
"Padahal pada jaman penjajahan seluruh vampir bekerja sama melawan manusia hingga saat ini. Tetapi masih ada saja orang-orang seperti mereka"
"Untuk mempercepat waktu, kita berdua sekaligus akan menghabisimu"
Richard memalingkan tatapannya kearah dua vampir yang lebih kurus dari Olrea.
Salah satu dari mereka menghilang tepat saat dia memalingkan tatapannya kearah mereka.
"!!"
BUAK!!
"!!"
BUGH!!
DUAKK!!
Beberapa serangan telak mengenai Richard. Kali ini dia tidak mampu menghindar seperti barusan.
BUAGH!! DZIGG!!
"Sihir meghilang ya?"
"Dua melawan satu dengan sihir menghilang? Memang bajingan"
"Aku ingin membantu, tapi aku enggan karena melawan orang macam mereka"
"Bagaimana ini Exxone?"
"Kita harus membantunya kan??"
"Aku sebenarnya hanya ingin menonton…"
"Kenapa kalian jadi bertanya padaku?"
Exxone gusar mendengar dan menatap teman-temannya seolah-olah dialah satu-satunya harapan.
"Aku ini peringkat terendah diantara kita berempat! Jangan harapkan apapun!"
TAK!
DZIGG!!
"UAHK!"
"Sudah cukup basa-basinya!"
"Dia menangkap Dreak?!"
"Bagaimana caranya??"
"Uwaah!!"
"Mustahil! Sihir menghilangku seharusnya sempurna!"
Richard mencekik leher laki-laki yang setara tingginya dengannya dan menatap tajam Roen.
Richard menghajar Dreak tanpa harus melihat dan menerka dimana dia berada.
"Ini? Sihir kau bilang? Ini hanyalah mainan tipu muslihat anak kecil"
"Ap-apa kau bilang?!"
"Sihir yang kau tanamkan pada temanmu ini memiliki banyak kelemahan. Namun hanya satu yang menjadi titik terlemahnya"
"….?"
"HATI BUSUKMU ITULAH TITIK LEMAHNYA!"
"!!"
Richard melepas cekikan leher Dreak, laki-laki itu terbatuk-batuk di tanah.
"AKU BELUM SELESAI BOCAH KECIL!"
"!!"
Olrea melompat untuk menangkap Richard dari belakangnya. Masih terlihat niatnya untuk berkelahi.
Roen menapakkan satu kakinya kebelakang setelah mendengar teriakan Richard.
Mukanya terlihat pucat dan matanya terlihat kosong.
Kedua mata hitamnya menyala berwarna putih, dia kembali menapakkan kakainya maju ke posisi semula.
"A-akan kutunjukkan sihirku yang sesungguhnya kalau itu maumu!!"
Rion mengangkat kedua tangannya dan mengarahkannya kepada Richard.
"Mantra penghancur segala lawan…. Mantra yang menjadi sihir penakluk iblis dan malaikat di dunia fana ini! Segala yang melihat ini tidak ada yang pernah selamat!"
Muncul lingkaran sihir merah di depan kedua tangannya.
"Tunggu! Sihir itu!"
BUAK!!
Richard langsung menghindar dari sergapan Olrea sekaligus menendang mukanya.
Kali ini Olrea tidak akan bangkit untuk ketiga kalinya.
"Itu cukup mengagetkan"
"EKSPLOZIVNA RION!!"
Lingkaran sihir merah Reon mengeluarkan sebuah bola putih kecil seperti kelereng yang mengambang kearah Richard dengan lambat.
"?!"
Richard memalingkan padangannya kepada Reon, namun bola putih kecil itu sudah melayang mendekati mukanya.
"!!"
Vampir laki-laki pendek berambut hitam kecoklatan sudah berada di samping kanan depan Richard dan sedang merentangkan tangannya kanannya.
"?!"
Exxone menangkap bola putih kecil itu sebelum Richard melakukan apapun.
Semua orang yang menyaksikan itu hanya bingung dan tidak mengerti apa yang sedang Exxone coba lakukan.
"SEMUANYA MENUNDUK!!"
"Apa?!"
"???!"
"APA?"
"Fool Gravalla!"
Exxone melompat dengan kedua kakinya sesudah dia menyebutkan sihirnya.
Tubuh pendeknya langsung melayang sejauh satu meter dari tanah.
"UWOAHH!!"
FWUSHH!!
Tangan kanannya berputar penuh dan melemparkan bola putih kecil itu.
Tepat dua detik berikutnya.
KABLARRRRR!!!!!!
"!!!"
"!!!!"
"UWAHH!!"
Semua kerumunan, tidak, semua perhatian Magicna Mudrost langsung tertarik ke ledakan itu.
Ledakan berdiameter satu meter itu menangkap seluruh perhatian sekolah itu.
Exxone langsung mendarat dan melompat menangkap Reon.
"Kau ingin membunuh seluruh yang disini hah?!"
Kedua tangannya menarik kerah laki-laki yang sudah terkapar di tanah.
Kedua mata Reon menyala-nyala berwarna putih terang.
"A…a...Ark…a..n..a"
Reon pingsan setelah terbata-bata menyebut kata itu.
Seluruh kerumunan terdiam membeku melihat kejadian barusan.