64.dimana Venus?
"Venus... hari ini Aku membawakan mawar hitam untuk mu. "
"Bagaimana, cantik bukan? "
Rowan mengunjungi Venus sambil membawa buket bunga mawar hitam. Mawar itu diletakkan diatas pangkuan Venus. Sambil tersenyum kecil, Rowan mulai menyisir rambut venus. Venus hanya duduk diam diatas sofa tanpa menjawab sepatah katapun seperti boneka kosong.
Sambil menyisir pelan, Rowan membisikkan kata-kata dengan lembut.
" Kau tahu tidak bahasa bunga mawar hitam itu apa? "
"... "
"Mawar hitam berarti ' engkau milikku selamanya' "
"Bagaimana Venus, indah bukan? "
"Kau milik ku venus.. "
Rambut emas Venus tetap terlihat berkilau walaupun berada didalam ruangan tertutup itu. Rambut itu terasa begitu lembut, Rowan merasa puas dapat menyentuh rambut Venus dan menyisirnya seperti saat ini.
Venus tidak dapat mengatakan apapun. Efek obat penenang yang banyak itu membuatnya tidak dapat berpikir jernih. Bahkan dirinya bingung untuk mengenali dirinya sendiri didepan cermin. Perkataan Rowan membuatnya mengingat sesuatu yang penting.
' engkau milikku selamanya '
Kata ini sepertinya pernah kudengar, tetapi bukan dia. Bukan lelaki yang berada didepanku. Aku bukan miliknya, tetapi milik siapa...? Sesuatu yang penting, sangat penting.
'Jadilah milikku venus'
Suara Elliot menggema didalam pikirannya. Seketika Venus mengepalkan tangannya yang tadinya tidak dapat digerakkan olehnya.
Jadi miliknya.... Suara itu.... Siapa itu? Harusnya ini sesuatu yang penting....
Rowan melihat Venus yang tiba-tiba mengepalkan tangannya. Dengan pelan Rowan memegang tangan Venus dan mengecupnya.
" Kenapa tanganmu kau kepalkan Venus? "
" Jangan memikirkan apapun.... "
"Tetaplah seperti ini... "
Rowan berlutut didepan sofa dan meletakkan kepalanya dipangkuan Venus. Perlahan Rowan memejamkan matanya dan mulai berbicara dengan Venus.
"Venus, suatu hari nanti aku akan membawamu ketempat yang indah. Kita akan bertamasya berdua saja."
"Aku akan membawamu makan di restoran yang terkenal, aku akan membawamu melihat pemandangan yang indah. "
"Bagian selatan kerajaan emerland memiliki pemandangan alam yang benar-benar indah. "
"Aku akan membawamu kesana. "
Rowan membuka matanya, kepalanya masih berada diatas pangkuan Venus. Matanya melihat ke wajah Venus yang masih terdiam dan menatap kosong kedepan. Tangannya meraih wajah Venus dan membelainya dengan lembut.
" Tunggulah sebentar... Setelah aku membereskan semuanya, aku akan menunjukkannya padamu. "
"Tidak akan ada lagi yang akan merebutmu dariku. "
"Kau akan mengerti semua tindakanku Venus.... Hanya saja saat ini kau masih memerlukan obat itu. "
"Karena tanpa obat itu, kau akan pergi dariku dan aku tidak menyukai itu. "
Rowan bangkit dari pangkuan Venus.
Dengan perlahan Rowan mengangkat tubuh Venus dan membaringkannya keatas tempat tidur.
" Setelah kau terbiasa dengan semuanya, Setelah kau dapat menerimaku sepenuhnya, baru kau tidak memerlukan obat itu lagi..."
"Percayalah, aku mencintaimu... "
"Selalu mencintaimu..... Kau milikku selamanya Venus. "
Rowan mengecup kening Venus.
"Selamat tidur"
***************************************
Sheriel duduk didalam ruangannya sambil merencanakan tindakannya. Dia harus mengetahui dimana Rowan menyembunyikan Venus saat ini.
"Sepertinya disuatu tempat dikediaman ini. "
Beberapa hari ini, sheriel diam-diam mencari diseluruh ruangan kediaman trochel. Dari gedung utama, gedung barat dan gedung timur. Tidak ada satupun tanda-tanda Venus disembunyikan disana.
"Dimana lagi tempat yang belum kucari? "
Tidak ada cara lain selain mengintai aktifitas para pelayan. Sheriel sangat yakin Rowan mengurung Venus. mungkin saja ada tempat yang tidak diketahui olehnya.
Setiap hari para pelayan dari kediaman utama selalu membawa makanan kesuatu tempat. Jika aku mengikuti mereka, mungkin saja aku dapat menemukan tempat Venus dikurung.
Sheriel menyiapkan pakaian pelayan yang dipakai di kediaman trochel. Dengan menyamar menjadi pelayan, sheriel berencana untuk mencari tahu rahasia yang disembunyikan oleh Rowan.
"Baiklah, sekarang aku akan mengikuti pelayan itu. "
Dengan pakaian pelayan lengkap keluarga trochel. Sheriel mendandani dirinya dan memaki wig agar jati dirinya sebagai Duchess tidak ketahuan.
Setelah melihat pelayan trochel keluar dari dapur gedung utama dengan membawa nampan berisi makanan. Sheriel berjalan menghampiri nya untuk mencari tahu tujuan pelayan itu.
"Kau siapa? "
Pelayan yang membawa nampan makanan itu terlihat bingung melihat sosok pelayan baru yang tidak pernah dilihatnya. Sheriel menjawab pelayan itu dengan tenang.
" Saya pelayan baru yang ditugaskan untuk melayani nona. "
"Ah"
Seakan mengerti perkataanny, pelayan itu hanya mengangguk dan meminta sheriel untuk mengikuti nya.
"Pelayan baru, jangan mengatakan hal ini dengan keras disini. Tuan masih merahasiakannya. "
Ternyata memang benar firasat sheriel. Rowan memang melakukan sesuatu.
"Baiklah saya mengerti. "
Mereka berjalan menuju ruangan timur kediaman trochel. Sheriel melihat sekitar ruangan itu. Ruang gedung timur yang kini kosong tanpa penghuni ini telah diperiksanya beberapa hari yang lalu. Namun tidak ada siapapun disini, kenapa pelayan ini membawa makanan ketempat ini?
Walaupun merasa penasaran, sheriel tidak bertanya apapun kepada pelayan itu. Dia hanya mengikutinya perlahan dari belakang.
Setelah masuk keruang tamu gedung timur. Pelayan itu menggeser lukisan kuda yang dipajang di dinding ruangan.
Pintu ruang rahasia bawah tanah mulai terbuka dari balik dinding itu.
'Rupanya ini ruangan rahasia'
Tempat itu terlihat baru, seperti baru tidak lama dibuat. Bau cat masih tercium dari dalam lorong ruang bawah tanah itu. Di sepanjang lorong diterangi lampu kecil yang mempermudah langkah kaki dalam menuruni tangga ruang bawah tanah itu.
Suami yang dinikahinya membuat ruangan seperti ini untuk mengurung wanita yang disukainya? Sheriel merasa konyol dengan pemikirannya sendiri.
Venus, wanita yang tidak disukainya. Suami yang dinikahinya menyukai wanita rendahan itu. Karena dia jugalah sheriel hampir dipenjara oleh Rowan. Wanita seperti itu telah dikurung oleh Rowan ditempat seperti ini. Sheriel mulai merasa kasihan kepada wanita itu.
' hal apa yang telah dilakukan Rowan kepadamu? '
Setelah tiba didepan ruangan yang dikunci dengan pintu besi tebal seperti pintu penjara, pelayan itu menghentikan langkahnya. Dua orang Ksatria trochel menjaga pintu itu. Setelah melihat kedatangan pelayan yang membawakan makanan, Ksatria yang menjaga pintu ruangan itu membuka pintu masuk ruangan itu.
Setelah pintu terbuka, sheriel sangat kaget melihat sosok yang ada didalamnya.
' benarkah itu venus? '
Sosok yang duduk diatas tempat tidur tanpa ekspresi. Mata itu memandang kedepan dengan kosong. Venus tampak seperti bukan manusia, Venus terlihat seperti kerangka kosong.
" Nona Venus, waktunya makan. "
Pelayan itu meletakkan makanannya disamping tempat tidur dan mulai menyuapinya.
"Ke.. Kenapa dia begini? "
Sheriel melihat Venus yang tidak berbicara dan hanya diam saja diatas tempat tidur. Sosok Venus yang seperti ini membuatnya terkejut. Wanita itu bahkan tidak dapat makan sendiri. Sebenarnya apa yang telah terjadi kepadanya?
" Ah, kau pelayan baru jadi tidak tahu kondisi nona Venus ya? Nona venus memang seperti ini."
"Memang seperti ini? Manusia normal tidak mungkin seperti boneka? "
" Ini karena obat yang diberikan tuan duke kepadanya. "
"Obat? "
Pembicaraan Rowan dengan Ksatria trochel didalam ruang kerjanya kembali teringat oleh sheriel. Sepertinya waktu itu dia mendengar kata dosis yang ditambah. Jika memang seperti itu, obat apa yang diberikan kepada Venus hingga dia menjadi seperti ini?
" Lebih baik layani saja nona venus dengan baik, jangan terlalu banyak bertanya jika tidak ingin dipecat. "
" Baik. "
Sheriel mengangguk pelan dan mulai mendekati Venus. Venus terlihat tidak mengenalinya sama sekali. Venus hanya menatap kosong sambil membuka mulutnya untuk menelan makanannya.
Setelah selesai menyuapi makanan kepada Venus. Pelayan trochel mengeluarkan obat bubuk putih dari sakunya dan memberikannya kepada Venus.
'Obat itu! '
Itu adalah obat yang diberikan Rowan kepada Venus. Jika dia dapat mengambil sedikit sampel obat itu, mungkin dia dapat mencari tahu obat apa itu.
Venus membuka mulutnya dengan patuh dan menelan semua serbuk obat yang diberikan kepadanya.
" Aku akan mempersiapkan air mandi untuk nona Venus. Pelayan baru, kau urus pakaian nona Venus dan bawa nona Venus kekamar mandi setelah aku siapkan airnya."
" Baik. "
Setelah pelayan trochel masuk kedalam kamar mandi ruangan itu untuk mempersiapkan air hangat, Sheriel tinggal berdua saja dengan Venus diatas tempat tidurnya.
" Venus, ini aku Duchess sheriel. "
"..... "
Venus hanya menatap kosong.
Sheriel memegang bahu Venus dengan kedua tangannya dan Menggoyangkan bahunya dengan kuat agar Venus sadar.
" Venus!!! Sadarlah!!! Apa yang terjadi padamu? Katakan padaku! "
"... "
"Venus? "
"... "
Tidak ada jawaban apapun. Mata Venus terlihat kosong, wajah itu terlihat tidak ada ekspresi sama sekali.
"Kenapa jadi seperti ini? Walaupun aku membencimu, tetapi... Tetapi jika seperti ini, aku tidak dapat melakukan apapun. "
Lebih baik Venus sadar seperti biasanya, agar aku dapat membencinya sesuka hatiku. Lebih baik dia melawan ku dengan kesombongannya agar aku dapat menampar dan menjambaknya. Tetapi dia yang seperti ini membuatku tidak ingin melakukan apapun padanya.
" Kau yang seperti ini membuatku kasihan. "
Pertama-tama aku harus memantau keadaan ini dalam beberapa hari lagi. Aku harus memeriksa obat yang diberikan oleh pelayan itu.
"Rowan van trochel... Kau benar-benar suami yang sangat buruk! "
Sheriel berguman kecil sambil memendam emosinya.
"Kau memperlakukan wanita yang tidak kau sukai dengan buruk. "
"Kau juga memperlakukan wanita yang kau sukai dengan buruk. "
"Rowan... Kau benar-benar lelaki gila! "
Ruangan yang ditempati oleh Venus terlihat mewah, namun ruangan itu tidak lebih dari sebuah sangkar emas yang mengurung dirinya.
Apakah statusnys sebagai nyonya rumah di kediaman trochel dapat membantunya untuk melakukan sesuatu?
Sheriel menatap Venus dengan iba.
" Tidak banyak yang dapat kulakukan. "
"Untuk saat ini yang perlu kau lakukan hanya sadar Venus. "
"Kau hanya perlu sadar"
Setelah mengunjungi Venus didalam ruangan rahasia itu. Sheriel kembali ke kamarnya dan memanggil pelayan yang dipercaya olehnya.
Margaret, pelayan yang dibawanya dari istana adalah pelayan yang dapat dipercaya olehnya.
"Anda memanggil saya Duchess? "
"Margaret, tolong pergi ke pusat kota dan cari tahu tentang pusat penyelidikan rahasia. Lakukan ini diam-diam, jangan sampai ketahuan oleh siapapun. "
"Baik Duchess. "