Di sebuah rumah mewah bergaya khas eropa berdiri dengan kokoh dipinggir pantai yang menampilkan keindahan lautan biru yang luas menjadi pemandangan indah yang memanjakan mata setiap orang di siang hari ditambah aroma khas laut memberikan kesegaran tersendiri, di mana burung-burung camar berterbangan kesana kemari di sepanjang garis pantai sibuk mencari mangsa.
Di balkon rumah mewah itu berdiri seorang laki-laki gagah dengan wajah kusut yang tengah menatap kosong pada hamparan lautan biru didepannya, dia tengah memikirkan mimpinya, sedikit petunjuk dari leluhur keluarganya mengenai seorang gadis yang bisa menghancurkan kutukan yang sudah ratusan tahun menimpa keluarga nya, tahun ini adalah tahun penentuan karena kutukan itu akan berakhir di keturunan ke 1000, jadi dia harus berusaha lebih keras agar anak-anak nya kelak tidak merasakan kutukan ini.
Dia harus segera menemukan gadis ini sebelum keluarga D'lucifer menemukannya, mereka pasti akan mencari gadis ini karena keluarga D'angelo dan D'Lucifer memiliki kutukan yang sama jika kutukan ini tidak segera menemukan gadis yang di takdir kan maka efek dari kutukan ini semakin kuat, seluruh keluarga mereka akan musnah dari bumi ini, mereka bisa mencari gadis lain untuk menggantikan gadis yang di takdirkan namun gadis lain ini hanya mampu melemahkan kutukan ini bukan menghancurkan nya.
Perebutan gadis takdir ini sudah di jalanai oleh kedua keluarga ini selama ratusan tahun, kadang D'angelo yang menang, kadang kala D'Lucifer yang menang dan terkadang mereka sama-sama tidak mendapatkan karena gadis itu berakhir dengan kematian dan memaksa mereka harus mencari gadis pengganti untuk melemahkan kutukan itu.
Sudah berkali-kali keluarga D'angelo hampir mematahkan kutukan ini tapi keluarga D'Lucifer tidak pernah membiarkan ini terjadi, mereka selalu menculik gadis takdir, jika gadis takdir menolak untuk melakukan yang mereka ingin kan maka gadis ini akan di bunuh, prinsip yang di pegang teguh D'Lucifer adalah jika aku tidak bisa memilikinya maka orang lain pun tidak bisa.
Sean D'angelo mengacak-acak rambutnya frustasi petunjuk yang di berikan oleh Leluhur hanya berupa wajah gadis dan wangi tubuh yang hanya keluarga D'angelo dan D'Lucifer yang dapat mencium aroma khas tubuh gadis ini, tidak ada petunjuk lain.
"Bagaimana cara ku menemukan gadis ini, dunia ini luas ada jutaan bahkan milyaran gadis di bumi ini, dimana kamu berada pengantin ku " lirih Sean dengan nada sedih
"Apa yang terjadi pada mu, seharusnya petunjuk mengenai dirimu setahun lagi baru di berikan tapi kenapa di percepat, apa kamu sedang dalam bahaya," ucap sean lirih sembari menerawang jauh kedepan.
"Aku harus terlebih dahulu menemukan mu sebelum keluarga bajingan itu mendapatkan mu, aku harus segera menemui papi untuk mendiskusikan masalah ini" ucap Sean pada dirinya sendiri
Sean menghampiri nakas di samping tempat tidur nya dan menekan beberapa dial di kontak telepon, menghubungi seseorang, tidak berapa lama suara di seberang sana terdengar.
"Hallo, ada apa nak ?," Ucap Scoutt D'angelo ramah, tidak biasanya anaknya yang terkenal super cuek menghubungi nya terlebih dahulu.
"Dad, masih ingat dengan kutukan turun temurun keluarga kita?" Tanya Sean D'angelo to the point.
"Tentu saja, Dad tidak akan pernah lupa, memang nya ada apa hmm..? Tanya Scoutt D'angelo lagi.
"Aku sepertinya memimpikan gadis itu Dad," jawab Sean lirih.
"Tidak mungkin, berdasarkan perhitungan waktu kutukan, tahun depan saat gadis takdir memasuki usia 22 tahun maka petunjuk tentang gadis itu akan diberikan, jangan terlalu banyak di pikirkan kita akan hadapi ketika saat itu tiba, Dad yakin gadis dalam mimpi mu itu bukan gadis takdir" suara Scoutt terdengar jelas dari sebrang sana.
"Gak, Dad aku benar-benar memimpikan gadis takdir, tadi malam aku di beri petunjuk oleh leluhur kita wajah nya dan aku juga diberi kesempatan untuk mencium aroma tubuhnya, aroma itu benar-benar melekat erat di kepala ku, tidak ada aroma gadis alami sewangi dia bahkan aroma parfum termahal di dunia pun kalah jauh," jawab Sean menjelaskan mimpinya secara singkat.
"Dad pernah bilangkan ke Sean kalau leluhur yang memberikan petunjuk untuk kita yaitu seorang kakek tua memakai sebuah tongkat dihiasi 9 naga melingkar dari ujung tongkat hingga kepangkalnya, wajah kakek itu sama persis dengan lukisan wajah leluhur kita" ucap Sean lagi.
"Astaga nak, kamu benar, petunjuk yang itu sama persis dengan yang Dad dapat dulu tapi kenapa petunjuk nya di berikan setahun lebih cepat?" Tanya Tuan Scoutt bingung.
"Aku pun tidak tau Dad, apakah ada cara untuk bertanya pada leluhur ? " Tanya Sean.
"Tidak perlu, kita tidak perlu membuang waktu, waktu kita sangat berharga jangan sampai keluarga D'lucifer menemukan gadis takdir itu terlebih dahulu apalagi waktu yang di tentukan oleh leluhur dari dulu hanya 1 tahun untuk menemukan gadis itu" ucap Scoutt sedikit khawatir, dia bingung dengan apa yang terjadi.
"Lukis wajah gadis itu dan kirimkan ke Dad, Dad akan meminta dokter kenalan Dad yang ahli dalam menganalisis wajah seseorang untuk mengetahui rupa seperti itu ada di ras mana dan di belahan dunia mana, setidaknya ini akan mempersempit daerah jangkauan kita, kalau kita harus berkeliling dunia mencari nya butuh waktu ratusan tahun untuk menemukannya," ucap Scoutt memberikan instruksi pada putra nya.
"Baik Dad, aku akan segera mengirimkan gambar lukisan nya," jawab Sean.
Panggilan telpon ayah dan anak itu berakhir, Sean tidak mau membuang-buang waktu dia segera ke sebuah ruangan rahasia di balik kaca kamarnya, ruangan itu di desain minimalis yang di penuhi oleh banyak lukisan, jelas anak tunggal Scoutt D'angelo adalah seorang pelukis yang piawai.
Sean segera mengambil alat lukisnya, dia mulai menuangkan gambaran gadis di otaknya kedalam sebuah gambar, goresan demi goresan diatas kanvas dia torehkan dari yang tidak berbentuk sampai samar-samar terlihat siluet seorang gadis muda, setengah jam berlalu, lukisan gadis cantik dengan senyuman manis menghiasi bibirnya telah selesai, Sean lalu mengirim gambar lukisan itu ke Daddynya.
Sean memandangi lukisan itu dalam diam, gadis ini sangat cantik. Tubuhnya sintal menggoda dengan perawakan tinggi semampai, kaki jenjang dengan bentuk betis melengkung sempurna, kulit putih mulus bak porselen, berhidung lancip dengan bola mata besar dan bulat berwarna hitam jernih bak mata boneka barbie, bibir nya ranum tampak begitu menggoda.
Gadis ini sangat cantik, akhh sial bagaimana bisa dia bangun cuma dengan memandang wajahnya saja, biasanya banyak di kasih sambaran petir juga gak bangun-bangun, kalo pun bangun bakalan butuh waktu lama rutuk Sean dalam hati, Sean segera pergi mandi untuk kedua kalinya namun kali ini untuk meredam hasratnya, tidak mungkin kan dia bertarung dengan sebuah lukisan.