Di tempat lain Pagi yang sama indahnya matahari bersinar cerah berpadu dengan suara merdu nyanyian burung menandakan suasana sedang cerah hari ini, terlihat di peraduan kecil seorang gadis cantik tengah tertidur lelap namun sinar matahari dengan lancangnya masuk melalui sela gorden kamar dan mengusik tidurnya.
"Jam berapa ini" gumam Sarah dengan mata masih terpejam mencari keberadaan handphonenya yang ia letakan di atas nakas samping kasur. Jam menandakan pukul tujuh lebih tiga puluh menit membuat gadis itu seketika membuka matanya.
"Oh tidak aku akan terlambat bekerja"
"Gara-gara memikirkan interview aku jadi tidak bisa tidur dan berujung bangun sesiang ini" gerutu gadis itu seraya berlarian menuju kamar mandi. Sudah bukan hal umum jika seorang gadis akan membutuhkan waktu lama untuk mandi tidak terkecuali dengan Sarah dia juga termasuk salah satu gadis yang suka berlama-lama di kamar mandi tapi tidak untuk saat ini dia hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk mandi.
Ya, semalam Sarah tidur pukul dua dini hari , ia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya memikirkan bagaimana nanti menjawab pertanyaan HRD yang sudah pasti sangat banyak dan rinci.
Sarah sang gadis cantik berusia 21 tahun tengah bersiap-siap dengan tergesa-gesa setelah beberapa tahun sejak ia lulus SMA ia hanya di ijinkan sang nenek membantu di toko kue keluarga mereka, ia tidak di ijinkan menggunakan ijazahnya oleh sang nenek untuk mencari uang tapi Sarah tidak putus asa untuk membujuk neneknya, setiap hari selama bertahun-tahun Sarah menggunakan banyak cara lembut untuk meluluhkan hati neneknya padahal jika Sarah berontak neneknya tidak akan bisa menahannya namun sebagai cucu yang baik Sarah tidak ingin menyakiti hati sang nenek karena Sarah sadar apa yang di lakukan neneknya hanya sebuah bentuk kasih sayang dan perlindungan untuknya walaupun terlihat terlalu overprotektif namun entah kenapa sejak beberapa hari yang lalu sang neneknya akhirnya luluh dan mengijinkannya mencari pekerjaan di luar.
"Nenek, Sarah cari kerja dulu ya nek," ucap sarah pada neneknya yang kini sedang bersiap membuka toko kue sederhana milik mereka.
"Sarapan dulu Sarah," tegur sang nenek saat melihat cucu kesayangannya melewati meja makan begitu saja
"Udah gak sempat nek, sebentar lagi jam interview di mulai, Sarah gak boleh telat," ucap Sarah menolak untuk sarapan.
"Bawa ini dan makan di jalan, kamu harus makan pagi kalau tidak nanti kamu bisa sakit-sakitan dan menyesal di hari tua " ucap nenek sarah memberikan beberapa potong kue dan sebotol susu hangat.
"Terimakasih nenek, Sarah berangkat ya nek, doain sarah di terima," ucap sarah sembari mencium pipi neneknya.
"Iya, doa nenek selalu menyertai mu sayang," ucap nenek sarah tersenyum lembut memandangi kepergian cucu semata wayangnya untuk mengais rejeki di luar sana.
Jalanan kota pagi ini terlihat cukup ramai, banyak pejalan kaki yang berjalan santai menikmati segarnya udara pagi namun berbeda dengan Sarah ia sedari tadi telah mengerahkan seluruh kekuatannya agar bisa berjalan dengan cepat secepat yang ia bisa, ia bahkan tidak peduli dengan tatapan orang orang di sekitarnya yang menatapnya dengan berbagai macam pandangan yang penting bagi Sarah ia bisa datang tepat waktu.
Sarah Frederica semakin mempercepat langkahnya berburu dengan waktu, ia memasuki sebuah boutique menengah keatas dengan desain interior simple namun elegan dan terkesan berkelas dengan napas tersengal-sengal. Sarah menyapa satpam di tempat itu dan menanyakan di mana ruang tunggu untuk interview.
Sarah melihat banyak orang yang datang melamar, pakaian mereka tampak bagus dan branded mereka semua terlihat sibuk dengan handphone di tangannya adapula yang tengah membaca buku, ada pula yang terlihat seperti menghapal sesuatu.
Sarah melirik pakaiannya yang kusam dan sudah ketinggalan jaman. Ia hanya bisa menghela napas berat. Tak bisa di pungkiri jika ada sedikit rasa iri di hatinya melihat penampilan orang-orang disekitarnya.
Namun Sarah segera menepis segala pikiran buruk di benaknya, ia memilih menjauh dan duduk sendiri di pojokan.
Sudah setengah jam Sarah menunggu lumayan banyak juga yang mengantri untuk melamar di berbagai macam posisi di boutique ini.
"Selamat pagi kak," sapa Sarah ramah pada seorang wanita muda di sisinya yang tampak memiliki tingkat ekonomi yang sama dengannya, itu bisa di nilai dari pakaian yang wanita itu kenakan yang sudah ketinggalan jaman seperti kemeja yang ia kenakan.
"Selamat pagi ," balas wanita itu tersenyum lembut
"Nama ku Sarah Frederica, nama kakak siapa ?" Ucap Sarah memperkenalkan diri sembari mengulurkan tanganya mencoba untuk menyapa wanita yang duduk di sisi nya untuk memecah keheningan dan kecanggungan diantara mereka.
"Aku Meghan, kamu melamar disini juga," balas Meghan
"Iya, aku mau mencoba melamar sebagai asisten desainer," ucap Sarah
"Kalau kakak ?" tanya Sarah
"Aku mencoba melamar posisi sebagai cleaning service," ucap Meghan menundukkan kepalanya malu saat mendengar posisi yang ingin di lamar Sarah.
"Semoga kita dapat ya kak, kalau di tolak aku tidak tau mau melamar di mana lagi, aku cuma bisa menggambar dan mendesain baju dan gaun, pendidikan ku tidak tinggi hanya lulusan SMK kak, jadi yang ku desain hanya gambar sederhana," ucap Sarah menyebutkan secara halus latar belakang pendidikan nya agar Meghan tidak terlalu berkecil hati. Ia bisa melihat dengan jelas Meghan tampak sedikit menjauh kala ia mengatakan ingin melamar sebagi desainer.
"Kamu lulusan SMK juga ? " Tanya Meghan sumringah kala menemukan seseorang yang pendidikannya setara dengan dirinya.
"Iya kak, aku alumni SMK Bunga Negeri," ucap Sarah
"Aku juga alumni SMK Bunga Negeri, kamu lulusan tahun berapa ?" Tanya Meghan penuh semangat
"Aku lulus tahun xx kak, kakak lulus tahun berapa, aku gak pernah liat kakak di sekolah, sepertinya kita gak setingkat" ucap Sarah
"Iya aku lulus 2 tahun lebih awal dari kamu Sarah," ucap Meghan.
"Berarti pas dong aku manggilnya kakak," ucap Sarah senang
"Iya, semoga kita berdua di terima ya Sarah," Ucap Meghan penuh harap.
"Kamu bekerja di mana sebelumnya Sarah ?" Tanya Meghan penasaran dengan latar belakang wanita ceria di sampingnya.
"Setelah lulus aku membantu nenek ku bekerja di toko kue milik keluarga kami" jawab Sarah.
"Lalu kenapa kamu mencari pekerjaan disini, jika kalian memiliki toko kue ?" Tanya Meghan bingung.
"Ahhh... Itu karena aku ingin mengejar mimpi ku" jawab Sarah terlihat sedih.
"Sarah Frederica " teriak seorang pria gemulai dengan make up tebal dan menor di wajahnya.
"Iya kak" ucap Sarah segera beranjak dari tempat duduknya
"Semangat Sarah, aku yakin kamu pasti bisa," ucap Meghan menyemangati.
"Terima kasih kak, doain Sarah di terima ya kak," ucap Sarah pada Meghan
"Amiiinn, kamu pasti di terima Sarah," ucap Meghan sembari tersenyum hangat.