"Katakanlah, ada apa, Ma."
Mawar membelelak.
"Ini urusanku." tegasnya. "Papa tahu, tapi kau istriku, Ma."
Mawar terdiam, menggigit bibir. "Katakaniah, apa yang membuatmu begitu?" desak Handoko, Ingin tahu apa yang menjadi pikiran istrinya. "Siapa tahu papa bisa membantu mama." katanya kemudian, berusaha meyakinkan Istrinya kalau
"Aku? Ya, bekerja." "Kenapa kau tidak pernah kelihatan?" "Untuk apa, Mawar?"
"Mas, ke mana saja kau?"
"Mas, kau tidak mengerti perasaanku atau kau memang pura-pura tak mengerti?" Mawar semakin terisak. Ditatapnya wajah Prans lekat, seakan meminta pengertian lelaki pujaan hatinya.
"Aku mengerti, Mawar. Tapi, aku tak mungkin mengingkari janji. Kau sudah menjadi istri Hans"
"Tapi aku tidak mencintainya, Mas
hampir saja bertabrakan dengannya. Mata Mawar membelalak, antara percaya dan tidak. Antara haru dan sedih, setelah melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya.
"Mas. Mas Prans." desisnya.. "Ya, aku. Apa kabar, Mawar?"