Raja menghidupkan mesin mobilnya dan menggesernya dari garasi rumahnya. Ia keluarkan mobil dari pintu rumahnya dan melaju ke tempat yan Ia tuju. Tidak lama mobilnya sampai ke rumah Syifa. Ia buka pintu dan turun dari mobil untuk menghampiri Syifa.
Sementara Syifa di kamar sedang berdandan dan merapikan bajunya. Sederhana namun kecantikannya selalu cocok dengan baju yang dipakainya.
"Tok. Tok. Tok. Assalamualaikum" Suara ketukan pintu dan Salam dari balik pintu rumah terdengar jelas. Syifa segera datang dan menghampiri arah suara itu.
Ia bukakan pintu dan membalas salam
"Waalaikumsalam, Kak Raja Silakan duduk. Mau saya buatkan minum dulu?" Kata Syifa kepada Raja.
"Tidak usah, jika kamu sudah siap kita bisa langsung berangkat sekarang." Kata Raja kepada Syifa.
"Aku sudah siap kok" Jawab Syifa kepada Raja.
"Baik, kita berangkat sekarang." Kata Raja kepada Syifa.
"Kita pamit Nenek dulu." Kata Syifa kepada Raja.
Mereka berdua menghampiri neneknya di kamar dan berpamitan.
"Nek! Kami berangkat dulu, keperluan Nenek, Syifa sudah siapkan di atas meja kamar nenek." Kata Syifa kepada Neneknya.
"Iya, Jangan pulang malam-malam." Pesan Nenek kepada mereka berdua.
"Iya Nek. Assalamualaikum warohmatullahiwabatokatuh." Ucap salam Syifa sambil cium tangan Neneknya.
Selepas maghrib mereka berdua bertolak dari rumah menuju tempat undangan. Sebuah kafe tidak begitu mewah namun ramai pengunjung adalah tempat yang di sewa untuk acara ulang tahun teman Raja. Satu persatu undangan berdatangan. Raja dan Syifa turun dari mobil dan menyalami teman-temannya.
Di sebuah lobi kecil sudut kafe Raja dan Syifa duduk berdua sambil mengikuti acara demi acara. Terdengar lagu lagu romantika dilantunkan penyanyi kafe dan sesekali bergantian dengan tamu undangan.
"Syifa! kamu tahu nggak teman Aku yang ulang tahun ini Anak pejabat yang kaya. Dia dijodohkan orang tuanya anak pengusaha kaya tetapi dia hanya mau dengan pilihannya. Dulu satu SMU dengan aku kuliah di luar negeri juga. tetapi setelah pulang ia kembali dengan kekasihnya teman sekolah dulu." kata sabda mengawali obrolan dengannya dengan Syifa.
"Hai Raja! Apa kabar? Cantik juga pacar kamu" Sapa teman Raja dengan renyah.
"Kapan pulang dari Amrik baru ketemuan kali ini?" Tanya Johan kepada Raja.
"Sudah dua minggu yang lalu mungkin minggu depan juga sudah balik." Jawab Raja.
"Bagaimana dengan pacar kamu? kamu ajak juga?" Kata Johan kembali tanya.
"Ah kamu bisa saja." Kata Raja kepada Johan.
"Kamu sendiri bagaimana kabarnya?" Tanya Raja kepada Johan.
"Selesaikan kuliah setelah itu mencoba berbisnis." Jawab Johan kepada Raja.
"Bagaiman dengan Riko, tahu kabarnya bagaimana?" Tanya Raja kepada Johan.
"Terakhir aku ketemu dia di kafe sebuah mall di tangerang. Dia menikahi Janda kaya yang ditinggal mati suaminya yang dulu. Kuliahnya sempat terhenti mengikuti bisnis istrinya di Bali. Terang Johan kepada Raja.
"Raja! Sudah ya Aku tinggal dulu, sepertinya ada yang mencariku." Kata Johan sambil beranjak meninggalkan Raja.
Sementara Syifa hanya duduk dan diam di sebelah Raja sambil sesekali memberi anggukan kepala dan senyuman setiap teman Raja yang menyapa.
"Syifa! Kamu diam saja, ngobrol dong!" Kata Raja kepada Syifa.
"Kakak saja yang ngobrol Syifa nyimak saja" Jawab Syifa sekenanya.
"Syifa, Beberapa tahun yang lalu ketika aku masih duduk di SMU. Aku menaruh hati kepada adik kelasku. Itu pertama kali aku jatuh cinta kepada seorang wanita. Aku rela korbankan segalanya demi bisa mendapatkan dia. Suatu saat ada temanya kehilangan barang berharga didalam kelas. Dan Dia yang dituduh mengambilnya karena hanya dia yang didalam kelas waktu istirahat sekolah. Semua temannya membulinya dan berujung pada ancaman akan dikeluarkan dari sekolah karena kasusnya.
"Lalu aku menghadap kepada guru BP dan aku akui seolah-olah aku yang mengambilnya. Aku dihukum teman teman membuliku orang tuaku dipanggil kepala sekolah. Nama baikku hancur. Namun aku tidak peduli asal dia baik-baik saja. Satu tahun kemudian aku lulus SMU dan untuk mengikuti keinginan orang tuaku aku kuliah ke luar negeri. Ketika aku ke rumahnya dengan maksud ingin berpamitan dengannya. Dia sudah dengan laki-laki lain. Setelah itu Aku tidak ada lagi respek kepada wanita. Baru beberapa waktu yang lalu Aku kenal kamu serasa ada yang mengubah pikiranku. Tidak tahu kenapa kehadiranmu membuatku ada lagi gairah kepada wanita." Cerita Raja kepada Syifa.
"Baru tahu Kak Raja punya kisah romantika yang mengharukan." Kata Syifa kepada Raja.
"Syifa! Aku ingin kamu mau mengisi hatiku yang kosong, menghangatkan hati yang beku dan menjadi bagian dari kisah hidupku." Kata Raja kepada Syifa.
Syifa tertunduk dengan wajah tegang. Tidak tahu harus ngomong apa dan merasa serba salah. Tiba-tiba Ia beranjak dari tempat duduk dan berkata." Kak Raja malam sudah larut kasihan Nenek sendiri menunggu di rumah. Sebaiknya kita segera pulang." Raja terhentak pandangannya tertuju pada Syifa.
"Baiklah kita pamit dulu sama teman-teman." Kata Raja kepada Syifa.
Raja dan Syifa beranjak dari table kafe dan berjalan keluar sambil menyalami teman-temanya untuk pulang lebih dulu.
"Raja! mengapa buru-buru pulang? acara belum selesai. Duduklah dulu ajak pacar kamu makan dulu atau kamu bisa ajak pacar kamu bernyanyi didepan panggung sana." Kata Toni seraya menghalangi Raja dan Syifa keluar kafe.
"Terima kasih Ton, tetapi Aku harus pulang sekarang. Ada yang menungguku di rumah. Lain waktu kita bisa ngobrol lagi." Kata Raja kepada Toni.
"Baiklah, hati-hati di jalan." Kata Toni kepada Raja.
Raja dan Syifa keluar dari kafe menuju tempat dia memarkir mobil. Mesin mobil ia hidupkan lalu memutar setir dan diarahkan keluar parkir menuju jalan pulang. Satu dua kata menyelingi obralan di dalam mobil. Dan tidak lama kemudian sampailah keduanya di rumah Syifa.
"Sudah sampai Kak." Kata Syifa kepada Raja.
"Iya, mari kita turun." Kata Raja kepada Syifa.
"Assalamualaikum." Sapa Syifa sambil membuka pintu rumahnya.
"Syifa! Kamu sudah pulang?" Tanya Nenek kepada Syifa.
"Iya Nek." Jawab Syifa.
"Raja mana?" tanya Nenek kepada Syifa.
"Kak Raja ada di teras depan Nek." Jawab Syifa.
"Suruh Dia masuk!" perintah Nenek Syifa