Chereads / Gong Eun Ra : Contested Woman / Chapter 49 - 49. Keluhan Seorang Kakak.

Chapter 49 - 49. Keluhan Seorang Kakak.

Hampir limabelas menit dua pria dewasa berdiri di depan pintu utama rumahnya. Memencet bell rumah beberapa kali namun tidak ada jawaban sama sekali.

Sedikit bermasalah dengan sesuatu yang membuat Yoon Gi sedikit geram dan marah pada istrinya adalah pukul berapa dia sedang berdiri dengan anak laki-lakinya.

Ini pukul satu pagi, dan sejak tadi juga tidak ada sahutan sama sekali, bahkan sekarang satpam depan rumah pun menghampiri tempat Yoon Gi dan juga Tae Hyun.

"Maaf, tuan. Nyonya pergi kemarin pagi."

"Dua jam setelah tuan Yoon Gi dan tuan Tae Hyun berangkat ke kantor." Satpam yang berjaga di rumahnya menjelaskan kepergian istrinya, mata elang dan tajam milik Yoon Gi bahkan menatap menusuk pada pria tua tadi.

"Kau bekerja apa di sini?" tanyq Yoon Gi begitu dingin, pria yang lebih tua darinya mulai takut, merinding dan merasakan bulu belakang lehernya semakin berdiri.

"Aku kira nyonya akan pulang nanti siang, hanya saja--"

"Oh, jadi istriku tidak pulang sama dengan aku pulang dan pergi detik ini?" tanya Yoon Gi memotong pembicaraan membuat pria tadi menghela nafasnya berat, dia tertekan akan sesuatu, hanya saja beberapa hal yang membuatnya takut adalah kemarahan.

"Aku tidak ceroboh tuan, hanya saja nyonya pergi dengan supir pribadi, dan sampai detik ini belum pulang. Mereka pergi bersama dengan supir juga, dan supir juga belum pulang. Sepertinya memang nyonya ingin pergi berlibur sendiri?" tebak pria tadi memberi sedikit alasan yang logis dan baik agar hubungan antara tuan dan nyonya nya tidak begitu buruk atau memburuk.

"Kuncinya?" minta Yoon Gi menegadahkan tangannya meminta, sebab kunci tidak dicadangkan, oleh katena itu Su Ri ditugaskan di rumah untuk sewaktu-waktu ada salah satu dari anak mereka atau suaminya pulang, Su Ri sangat dipekerjakan di sini.

"Aku tidak tahu, tuan." Tae Hyun yang sudah kelelahan benar-benar menghela nafasnya berat. Kakinya menendang tangan pintu hampir lima kali, dan rusak total.

"Berhenti mengharapkan ibu pulang, percuma. Wanita itu memang akan egois selamanya, aku tahu dimana ibu pergi. Pasti untuk menemui kakak, kabur dari tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu yang baik untuk anaknya."

"Sudah ku duga pasti dia akan pergi menemui anak kesayangannya," ucap Tae Hyun langsung masuk membuat suasana keduanya menajdi cukup cangung, satu sama lain tidak berbicara hanya bertatap-tatapan.

"Hubungi pembuat pintu yang sama, minta beberapa kunci cadangan untuk setiap pembantu, kau dan supir agar memiliki." Yoon Gi hanya memerintahkannya, setelahnya dia berjalan masuk meningggalkan satpam penjaga di depan gerbang mulai kembali ke tempatnya.

Hanya saja sebelum dia pergi, pria tadi memilih menutup rapat pintu sebelumnya yang sudah hampir rusak karena anak tuannya.

Kim Tae Hyun yang sangat bar-bar dan nakal.

"Astaga, untung saja tuan Yoon Gi sedang dalam mood baik," gumam pria sebelumnya berjalan menuju tempat sebelumnya. Kembali ke Yoon Gi dia menyusul anak laki-lakinya yang dekat dengannya.

"Dengarkan ayah, Kim Tae Hyun!" Yoon Gi mengintrupsi anaknya, namun pria hampir dewasa itu mwmilih menutup pintu kamarnya dengan keras menjelaskan jika dia sedang tidak ingin diganggu.

"Apa yang kau lakukan, Su Ri." Yoon Gi bergumam karena beberapa kesalahan yang ada.

"Kau membuat celah begitu nyata, bahkan sampai satu anak kita membenciku dan satu anak kita membencimu. Ini mengerikan, tapi kau sendiri yang membuatnya," jelas Yoon Gi terlihat begitu kentara kelelahan menghadapi begitu banyak sikap bayi dari kedua anak laki-lakinya dan satu bayi besar istrinya.

"Jangan salahkan aku jika Tae Hyun semakin keterlaluan denganmu, Su Ri."

○○○

"Ibu melihat ada satu wanita baru--"

"Iya, dia wanita yang ku beli," jawab langsung Tae Jung memberikan identitas yang asli milik Jeon Eun Ra dimana dia berhasil mendapatkan perhatian dari ibunya.

"Aku membeli dengan uangku," sambung Tae Jung tidak memperjelas alasan kenapa dia melakukannya, darimana, dan untuk apa. "Jadi dia pembantu barumu?" tanya Su Ri yang menyadari jika di rumah ini begitu banyak pembantu, Tae Jung terkekeh menutupi kesalahannya.

"Kak Ji Kang juga membelinya, hanya saja wanita yang Ji Kang beli meninggal dengan cepat. Dia meninggal karena penyakitnya," jelas Tae Jung mengatakan seolah-olah yang dikatakan adalah kebenarannya sendiri.

'Penyakit penjilat uang melalui Ji Kang,' sambung Tae Jung dalam hati tidak memperjelas.

"Ah, kasihannya. Jaga wanita yang kau beli itu, Tae Jung. Ibu bisa melihat jika wanita itu sangat baik dan tidak memiliki maksud yang jahat. Tidak seperti yang sebelumnya," ucap ibunya membuat Tae Jung terkekeh kecil, dia menggelengkan kepalanya pelan.

"Ibu ingat masalah yang terjadi antara diriku dengan Tae Hyun? Semua akan terulang lagi, sebab itu aku memilih tidak memperlakukan Eun Ra sebagai Soo Bin. Aku sedikit trauma karenanya." Su Ri mengelus puncak kepala anaknya, dia tidak mengatakan apapun untuk mengajari bahkan menasihatinya.

Bukan lelah, malinkan Su Ri juga ikut trauma karena nasihat darinya juga semua hubungan menjadi hancur.

Ji Kang.

Tae Hyun.

Woo Sik.

Yoon Gi.

Ji So.

Ayahnya.

Dengan satu wanita yang dijual bernasib sama seperti Eun Ra sekarang.

"Apa adikmu juga menyukai Eun Ra?" tanya frontal Su Ri pada anaknya untuk memperjelas jika perdebatan dan kebencian antara dirinya dengan adiknya apakah masih sama.

Harapan Su Ri memang mereka berdua akur dan hidup rukun, hanya saja masalahnya semakin rumit. Dengan dia datang ke sini tanpa mengatakan apapun pada anaknya yang lain dan suaminya.

Su Ri hanya berpikir jika 'Lupakan mereka dulu, masih ada satu anak yang lain, yang perlu dia ajari, yang perlu dia nasihati, dan yang perlu dia kunjungi.' Kim Tae Jung yang terlantar.

"Ibu sudah tahu jawabannya, dia selalu menggunakan prinsip egoisnya. Tae Hyun memilih siapapun yang menyukaiku sebagai objek balas dendam perhatian ibu dan ayah, bahkan Tae Hyun sendiri yang hampir membunuh anak paman Go Hyung karena dia sedikit menyukaiku."

"Aku tidak bisa ibu," adu Tae Jung pada ibunya jika dirinya sudah sangat tidak tahan dengan semua sikap gila adiknya.

Ini membuatnya hampir mati, namun Tae Hyun santai-santai saja. Dia sangat kecewa jujur saja.

Tapi...

"Mengalahkan, Tae Jung." Tae Jung tahu jawaban ini, dia begitu paham dengan apa yang akan ibunya katakan untuknya.

Tae Jung juga iri pada adiknya, dia selalu mendapat pembelaan, kasih sayang dan perhatian penuh dari dua sisi orang tuanya. Tidak seperti dirinya. Kenapa Tae Hyun masih ingin menjadi Tae Jung menyedihkan?

"Lagi?" tanya bali Tae Hyun saat menyadari jika permintaan ibunya masih sama seperti tiga tahun terakhir.

"Tidak ada cara lain selain mengalah pada adikmu, jadi ibu pikir lebih baik mengalah daripada berperang. Kamu tidak akan mencelakai adikmu sendiri kan Tae Jung?" Tidak ada jawaban. Tae Jung tidak bisa menjawab apapun sama sekali

Dia memilih berdiri dari tempatnya bersimpuh dan memunggungi ibunya yang sedang duduk.

"Ibu, sulit merasakan semua penderitaan sendiri, sakit memahami seberapa ibu dan ayah menyayangi Tae Hyun, bahkan aku sampai tidak bisa berpikir jernih untuk terus mengalah pada hal-hal kecil seperti ini. Sampai pada puncak dimana, ibu selalu menekanku pada satu sisi dimana ibu tidak menginginkanku bahagia."

"Apa ibu pikir semua rasa sakit yang kalian berikan tidak berusaha membunuhku pelan-pelan? Kalian menikamku dari depan, sialan!" Bodoh, Tae Jung bodoh. Dia benar-benar menangis setelah sekian lama, karena kejadian yang sama terulang kembali.

Haruskan Tae Jung mengalah lagi?