Chereads / Gong Eun Ra : Contested Woman / Chapter 6 - 6. Aku Membeli Seseorang.

Chapter 6 - 6. Aku Membeli Seseorang.

"Ibu," panggil Tae Jung karena ponselnya di telfon oleh ibu nya. "Ya," jawab ibu ingin berbicara sesuatu dengannya.

"Ada apa ibu menelfonku? Apa ada masalah dengan adikku lagi?" tanya Tae Jung terlalu paham bagaimana gila dan keterlaluannya seorang adik pada ibu dan ayah nya.

"Iya, adikmu kembali bermain wanita di Bar lagi. Ayahmu sudah mengurungnya di kamarnya. Alu besoknya ayahmu kembali membuka kamarnya, adikmu sama sekali tidak terlihat. Dia kabur dari rumah lagi sekarang," jelas ibu padanya.

Tae Jung menghela nafasnya berat sama sekali tidak banyak bicara. Adiknya memang terlalu tergila-gila dalam bermain, selain dirinya memang tidak suka bermain soal ini, keduanya mulai bermain gila karena dibanding-bandingkan dengannya.

"Anakku," panggil ibu pada anak pertama miliknya. "Cari adikmu, jika kamu tidak suka dengan cara ayahmu mendidik adikmu amankan dia dari amarah ayahmu. Sejujurnya ibu juga tidak bisa melakukan apapun jika ayahmu sedang marah pada adikmu," Tae Jung menghela nafasnya berat, tidak bisa banyak bicara dan memilih diam.

Matanya menatap tajam ranjangnya dan mengalihkannya ke balkon miliknya. Jam dua pagi adalah sekarang, dia gagal tidur dan sekarang ibunya menelfonnya untuk mengeluh padanya karena sudah Tae Jung pastikan jika ayah sudah tidur dan ibu nya mencuri waktu untuk menelfonnya.

"Aku akan mencari Tae Hyun nanti, ibu tenang saja. Dia akan tinggal di mansionku dan aku akan mendidiknya dengan caraku sendiri," jawab Tae Jung menghilangkan kecemasan milik ibunya agar tidak memikirkan hal lain selain baik-baik saja.

"Ayah tidak melukai ibu kan?" Pertanyaan macam apa ini? Bagaimana seorang anak menanyakan pada ibu nya soal keadaannya dari suaminya sendiri.

Menyakitkan mengingat kenapa keluarganya sangat kritis, kasar dan saling perhatian. Sejujurnya tidak semuanya Tae Jung mengkhawatirkan ayahnya. Hanya saja saat dia melihat salah satu anaknya membuat kesalahan, kemarahannya tidak bisa dikendalikan.

Dan, tidak hanya itu yang Tae Jung khawatirkan. Ayah bisa saja melampiaskan kemarahannya pada istrinya sendiri. Jika sampai terulang kembali, Tae Jung bisa saja membunuh ayah nya. Lihat saja.

"Sama sekali tidak, ibu baik-baik saja," jawabnya membuat Tae Jung menganggukan kepalanya pelan.

"Bagaimana Pekerjaanmu? Apa semua baik-baik saja?" tanya ibu pada anaknya yang sedang mengurus perusahaan milik kakek dari ibunya.

"Baik-baik saja, aku banyak tidak sopan pada Kak Ji Kang, aku menyadarinya. Hanya saja aku tidak bisa melakukan apapun sama sekali," adu Tae Jung membuat ibunya merasa tidak bisa mengatakan apapun.

"Apa kamu mau membagi perusahaan yang sedang kamu kerjakan menjadi limapuluh limapuluh saja dengan Ji Kang? Ibu rasa lebih baik kamu memegang setengah bagian daripada kamu terus merepotkan Ji Kang seperti itu," saran ibunya membuat Tae Jung menghela nafasnya berat.

"Jika itu yang sejak dulu sekali bisa ku lakukan, mungkin semuanya tidak serumit ini."

"Ibu aku merasa tidak nyaman, sejujurnya aku sangat tahu jika Kak Ji Kang tidak nyaman dengan semua sikapku sama sekali. Bagaimana aku bersikap padanya benar-benar harus setegas ini atau bagaimana? Sebelum kakek meninggal, kakek memintaku untuk mendidik Kak Ji Kang. Bukan meksudku bermaksud kasar sampai separah ini," ucap Tae Jung menjelaskan.

Ibu nya terkekeh tidak banyak bicara sama sekali. "Lakukan apa yang kakekmu perintahkan sebelum beliau meninggal, jangan menambah atau bahkan menguranginya," minta ibu nya, Tae Jung menghela nafasnya pelan

"Ibu," panggil Tae Jung pada ibu nya dengan suara sangat lembut dan berat. "Oh? Kenapa?" tanya ibu nya yang mendengar anaknya memanggilnya.

"Aku membeli seseorang," ucap Tae Jung memberitahu keberadaan Eun Ra pada ibunya. Mendengar hal tersebut ibu dengan parga Min itu terkejut bukan main, apa-apaan ini. Kenapa anak keduanya membuat masalah, dan Tae Jung juga melakukan hal yang sama?

"Apa-apaan kamu ini, apa yang kamu bicarakan." Bingungnya membuat Tae Jung sangat tahu jelas respon ibunya yang tidak akan suka hal seperti itu.

"Kamu membeli manusia?" ucap ibunya dalam artian lain.

○○○

"Ini kamarmu," ucap salah satu anak pembantu yang mungkin bisa dibilang umurnya hampir sama dengannya. "Ini bagus, tidak mungkin kamar sebagus ini yang paling buruk, carikan yang benar Kak," minta Eun Ra yang menolak karena kamarnya sama sekali tidak jelek.

Sepertinya ada yang salah dengan pekerja Tae Jung, menyesal sekali dia meminta kamar pada Tae Jung jika dia diperlakukan berbeda seperti ini.

"Kau pikir aku akan memberimu kamar sepertiku? Yang benar saja, mendapat bagus justru kau meminta yang buruk? Apa kau tidak tahu diri? Jika kau tidak suka dibeli oleh tuan Tae Jung, mati bunuh diri saja sana," ucap wanita lebih tua dari Eun Ra sangat tidak bersahabat suaranya.

Eun Ra menelan ludahnya sukar, dia benar-benar sangat terkejut seberapa kasarnya wanita yang sedang berdiri di hadapannya.

Dia pikir semua orang korea sepertinya ada banyak yang baik, seperti ibunya mungkin? Tapi ini?

"Maaf Kak," ucap Eun Ra merasa tidak nyaman karena hal itu. "Bukan maksudku seperti itu, hanya saja--" ucapan Eun Ra terhenti begitu wanita yang berdiri di depan wajahnya menatapnya tajam

Song Ji Min.

Mereka sudah berkenalan baik tadi, dari keluar kamar Tae Jung sampai kamar yang dikatakan milik Eun Ra di lantai satu samping tangga. Semua berubah saat Eun Ra mengatakan jika yang Ji Min berikan padanya adalah kamar yang salah.

"Berhentilah berpura-pura, buka topeng yang kau pakai dan berperilakulah seperti jalang pada umumnya. Kau pikir kami tidak tahu jika kau dibeli? Jangan sok manis di hadapan kami." Eun Ra menghela nafasnya berat.

Jadi seperti ini? Jadi seperti ini yang membuat Eun Ra salah menilai seseorang, Tae Jung benar. Bersikaplah biasa saja agar tidak benar-benar dikelabuhi oleh seseorang.

Tapi bagaimana dengan adab, cara memperlakukan yang lebih tua dan sesama, bagaimana caranya Eun Ra melupakan semua itu?

"Kak apa kau membenciku? Jika iya, katakan alasannya. Aku sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun padamu, dan juga. Aku tidak mengusikmu dan memaki-makimu seperti yang kau pikirkan. Aku tidak memperlakukan kau dengan buruk, kenapa kau memperlakukanku dengan sangat buruk seperti ini," tanya Eun Ra yang sadar jika Ji Min tidak menyukainya sama sekali.

Bukan hanya dari mata dan perlakukannya, melainkan dari cara Ji Min memperlakukannya. Ketahuilah jika Eun Ra yang baru saja masuk ke kamar yang di perintahkan Tae Jung dan Ji Min antarkan. Eun Ra sudah di tendang dengan tidak ada baiknya sama sekali.

"Berhenti memperlihatkan wajah melasmu, sialan. Aku muak melihatnya," ucap Ji Min dengan marah dan menarik tangan Eun Ra dan memelintir tangannya ke belakang.

"Berhenti berpura-pura dan mulailah bekerja di dapur mulai daru sekarang. Kau pikir tugasmu hanya di ranjang tuan Tae Jung saja? Kau bukan siapapun di sini, dan bahkan posisimu jauh lebih di bawahku. Mandi dan mulailah ke dapur sekarang," ucap Ji Min memerintah, mendorong Eun Ra ke ranjangnya dengan keadaan terkurap karena tangannya di pelintir ke belakang.

"Tapi aku--" Belum Eun Ra mengatakan apa yang dia inginkan Ji Min sudah menatapnya tajam. "Kau bukan nona di sini, jadi jangan berharap kau bisa tidur," tekan Ji Min keluar dari kamar Eun Ra yang sekarang dan menutupnya santai berjalan menuju tempatnya bekerja.

Eun Ra menghela nafasnya berat, tidak banyak bicara dan menatap dirinya dari pantulan cermin dengan tatapan mengenaskan.

"Mau ditempat pelelangan atau dibeli, ternyata kedua-duanya sama-sama mengerikan," gumam Eun Ra sangat pasrah dengan apa yang dia dapatkan.

"Paman, apa kau masih hidup? Aku masih sangat mengharapkan dan menunggumu kembali mengambilku, karena hanya kaulah satu-satunya yang perduli padaku."

Tidak ada yang lain.