"Capek? Mau dipijitin?" kata Rani lembut ketika Rei baru pulang kerja.
Rei tersenyum melihat wajah Rani yang begitu riang. Melihat senyum gadis itu mampu membuat semua lelahnya lenyap begitu saja.
"Aku tidak secapek itu! Tidak usah, kau pasti juga lelah. Kita tidur saja ya!"
"Tapi ini baru jam tujuh, Rei. Mana bisa aku tidur?"
Benar juga.
"Rei," panggil Rani pelan.
"Iya?"
Rani terlihat ragu-ragu, namun akhirnya ia mengecup pipi Rei sekilas.
Bagaimana gadis itu bisa begitu malu hanya karena ciuman sekilas seperti itu?
Sebisa mungkin, Rei menahan tawanya. Rani benar-benar terlihat seperti perempuan yang manis setelah mereka bersama.
"Apa kau sedang ingin?" Rei mencoba menggoda Rani.
Rani mengernyitkan keningnya bingung.
"Ingin? Ingin apa?" tanyanya dengan polosnya.
"Biasanya, kalau perempuan malu-malu seperti itu, tandanya ingin."
Rani tampak berusaha mencerna ucapan Rei. Ingin apa? Ingin ...