Gita terdiam setelah mama Sean menasihatinya dengan lembut dan tenang. Membuatnya kembali berpikir, siapakah pemilik hati yang sebenarnya.
Barra yang lebih dulu hadir mengisi hati dan rasa. Berjalan bersama melewati suka duka, melewati jarak dan waktu yang terpisah. Membuatnya merasakan kalau dirinya adalah perempuan yang beruntung karena dimiliki Barra.
Tapi Barra jugalah yang menjadi sumber derita dan guncangan hidupnya. Barra meninggalkan Gita hingga terjatuh dan hancur sehancurnya. Meninggalkan tugas suami yang seharusnya diemban. Meninggalkannya dan membiarkannya menjalankan tugas orang tua bagi Aya sendirian.
Dan selama kesakitan itu, Sean yang selalu hadir menguatkan meski ia selalu mengabaikan. Sean selalu mendekat dengan membawa kasih yang tidak ada habisnya meski ia terus menolak. Sean mengisi tanggung jawab seorang suami dan ayah bagi Aya, meski dirinya belum memberi Sean ikatan apapun.