Aku belum siap, bahkan mungkin tak akan siap, menerima rasa baru dalam hidupku.
Karena rasa yang lama akan selalu tertanam dan semakin membesarkan pohon rindu di hatiku.
Tapi aku tidak bisa mengabaikan sosok nyatamu yang selalu ada di sampingku.
Memberi kehangatan dan dukungan untukku, menjalani takdir yang ditulis Allah untukku, dan menutupi bayangan masa lalu yang sampai sekarang tak ingin dia meninggalkanku. Walau dia hanya sebatas bayangan.
Tolong bersabar menghadapi ego ini. Tolong bersabar menungguku merubah asa ini.
Bisakah nyata hadirmu menghilangkan bayangan abadinya dari kalbuku?
Untuk kamu yang selalu memberi dan datang bersama cinta, walau ku tak pernah meminta, memanggil, atau membalas.
(Coretan pena Gita pada buku hariannya.)
***
Gita mengangkat wajah yang awalnya menunduk untuk sejenak memandang Sean di sebelahnya.