Setelah mengakhiri percakapannya dengan Gita, Sean menggosok wajahnya dengan kasar. Sean sangat merindukan Gita dan juga si kecil, tapi ia belum menyiapkan hatinya lagi untuk tidak kecewa pada sikap Gita nanti, yang belum menerima dirinya sama sekali.
"Nggak! Aku nggak boleh gini. Walau aku sakit hati dan kecewa banget, tapi Gita nggak boleh nyalahin dirinya sendiri. Aku yang salah, karena cinta buta sama dia," gumam Sean sembari menundukkan kepalanya.
Sejurus kemudian, Sean bangkit dari pinggiran ranjangnya untuk bergegas. Sean terlihat bersiap dengan memakai jaket denim yang membalut kaos putihnya.
Saat Sean keluar dari kamar, sang mama melihat Sean yang terlihat ingin keluar, meski cuaca di luar sana gelap seakan hendak turun hujan.
"Mau ke mana mendung-mendung gini, Nak? Udah mau hujan, loh!" tanya sang mama lembut.
"Mau ke rumah Gita, Ma. Aku mau beresin salah paham yang udah sebulan ini ganggu pikiran kami berdua," jawab Sean dengan nada tenang dan terlihat pergi.