Barra yang pikirannya sudah jernih keluar dari kamar mandi dan melangkahkan kakinya ke ruang tamu.
Barra melihat Gita masih berada di sana, duduk di sofa dan terlihat sesenggukan menangis dengan kepala tertunduk di lutut.
Barra pergi ke dapur dan mengambil sepiring makanan yang telah Gita masak tadi bersama dengan segelas air putih untuk dibawanya kepada Gita.
Dengan perlahan dan tanpa suara, Barra mendekati Gita setelah piring dan gelas yang dibawanya ia letakkan.
Barra memeluk lembut sang istri yang menangis dari sampingnya. Mengecup berulang rambut Gita hingga Gita mengangkat wajahnya yang basah menatap Barra.
Gita membuka tangannya dan langsung memeluk erat Barra sembari melepaskan tangisnya.
"Maafin Gita, Mas. Gita salah sama Mas Barra. Jangan marah, Mas," ucap Gita dalam tangisnya.