"Terus apa?"
"Maaf untuk tadi di restoran. Gara-gara gue, lo enggak jadi makan. Gara-gara gue juga lo jadi panik kan? Motor juga lo tinggal di restoran itu, gue udah bikin lo repot. Maaf ya."
"Lo ngomong apa, sih. Len? Lo sama sekali enggak bikin gue repot, gue emang panik, Na. Tapi gue enggak ngerasa lo itu ngerepotin!" ucap Jon menggenggam jari-jari Alena dengan lembut.
"Maaf."
"Berhenti minta maaf, Na."
Jon menatap wajah Alena yang pucat, entah kenapa mata Jon terasa memanas, karena ia seperti melihat adiknya yang terbaring lemah di brankar rumah sakit.
Alena yang melihat mata Jon yang berkaca-kaca itu langsung memegangi satu pipi kanan milik Jon. Ia mengelus lembut pipinya sambil tersenyum.
"Lo kenapa, Jon? Kok nangis?" tanya Alena.
Jon kembali menarik tangan Alena yang masih memegang pipinya dengan pelan, ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum samar.