Dion berjalan di koridor rumah sakit dengan membawa satu plastik yang berisi makanan, juga cemilan. Bukan untuk Rei, tapi untuk dirinya sendiri.
Ia masih kepikiran Alena saat bersama dengan cowok yang ia tidak kenali, dan Dion yakin kalau cowok itu bukanlah anak sekolahan. Ia terlihat lebih dewasa.
Bruk!
Dion tersadar dari lamunannya saat ia menabrak seseorang, ia membalikkan tubuhnya saat melihat cowok yang hampir tersungkur. Cowok itu menepuk-nepuk celananya membersihkan debu.
"Maaf, gue nggak sengaja."
Cowok itu langsung menatap Dion tajam, tangannya langsung menarik kerah Dion dengan napas yang menggebu.
"Kalo jalan pakai mata!" ketusnya dengan menghempaskan tubuhnya Dion. Untung saja Dion bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
"Zanoo!" teriak gadis itu dengan lantang dan membuat para suster, juga pasien tersentak kaget. Cowok yang bernama Zano itu langsung membalikkan tubuhnya, ia berdecak kesal melihat adiknya yang berlari menghampirinya.