"Maaf, saya tidak melihat mu tadi," ucap Ryota sopan.
Zeno tersenyum dengan mengangguk satu anggukan. "Bagaimana bisa melihatku? Dokter Ryota saja terlihat sedang terburu-buru, ada apa? Ada operasi mendadak?" tanyanya dengan mengangkat alisnya.
Ryota tertawa kecil. "Ah, tidak. Saya hanya khawatir sama anak saya. Dia habis jatuh dari motornya," jawab Ryota dengan tersenyum.
"Oh, begitu. Ya sudah, hati-hati dok. Takutnya tersandung," canda Zeno dengan tertawa kecil. Ryota tertawa kecil dengan mengangguk. Ia kembali berjalan meninggalkan Zeno yang masih disana.
Sesampainya di UGD, Ryota langsung masuk ke ruangan itu. Ia melihat anaknya yang duduk di brankar dengan memainkan ponselnya. Namun, mata sang dokter itu melihat perban yang melingkar di kepala Dion dengan darah yang menembus di perban.