"Na, maaf."
Alena mengerutkan keningnya, "Kenapa minta maaf?"
"Tadi itu Nisa, gebetan—"
"Gebetan abang? Abang punya gebetan?"
"Dengerin gue dulu, Maemunah."
Alena hanya tertawa kecil, "Iya-iya."
"Pesan terakhir Nada itu menyuruh aku sama Nisa jadian, tapi sampai sekarang Nisa masih meyakinkan hatinya."
Alena masih terlihat bingung mendengar perkataan Noah, Nisa? Dia siapa? Apa cewek yang tadi itu? Pikir Alena dengan mengernyit.
"Aku yakin dia salah paham, dia pasti ngira kalau kamu itu pacar ku sekarang."
"Terus kenapa minta maaf? Kan, kamu nggak salah," ujar Alena yang masih tidak mengerti maksud lelaki yang duduk di sampingnya.
"Aku minta maaf karena Nisa bakal—"
"Bang, kamu cinta sama Nisa itu, kan?" tanya Alena memotong ucapan Noah.
Mobil Noah terhenti tepat di tempat parkir, lelaki itu melepas sabuk pengaman sambil melihat Alena yang juga sedang melepas sabuk pengaman.
