"Semoga ini tidak akan melelahkan." Uru tengah menahan ikatan tanahnya pada kedua tangan Monster di hadapannya.
Makhluk itu menggeram hebat hingga memekakkan telinga. Rangka beberapa bangunan yang habis terbakar seketika rata. Ia mulai memberontak. Kini rahangnya tebuka, dengan cepat menyemburkan api kehijauan yang tampaknya sangat panas.
Kaki Uru menghentak tanah, memunculkan dinding. Namun, lesatan semburan itu seketika menghancurkannya. Dengan lincah dia melompat menghindar dari sana, tapi ikatan tanahnya terlepas.
Monster itu mengarahkan serangannya.
Wajah Uru menegang, sekarang api sangat panas kembali merangsek di depannya. Dia tidak sempat membuat pelindung. Dia langsung menutup mata.
"Nona, kamu aman sekarang." Qe telah memunculkan dinding emasnya.
Uru membuka kelopak matanya. "Terima kasih, Qe."