Anora berlari di sekitar ruangan itu mencari dimana Sean berada. Tak jarang kakinya terantuk pada meja atau sudut ruangan yang tak tampak olehnya.
"Sean kamu dimana! " Isak Anora sambil terus mencari tahu keberadaan Sean di sana.
tring... tiba-tiba lampu di ruangan itu menyala, Sean nampak berdiri di dekat saklar lampu ruangan itu.
" Anora? kau menangis? "
Anora tidak tahu harus menjawab apa, Ia hanya menggigit Bibir bawahnya mencoba menahan isakan yang terus-menerus ingin keluar dari mulutnya.
"Hei kau menangis?" tanya Sean yang semakin mendekat pada Anora.
" Jangan dekati aku! Kau pikir ini lucu?! " bentak Anora yang kesal pada Sean.
"Apanya yang lucu?"
"suara jatuh apa yang aku dengar di telepon? dan kenapa kau tidak menjawab waktu aku memanggil namamu!?"