Sejenak terlukis dalam ingatanku, senyumanmu yang sempat berharap aku miliki. tetapi aku sadar, hatimu tidak akan pernah bisa aku rebut darinya yang sejak kau masih dalam kandungan sudah di takdirkan untuk bersama.
Aku ingin mengutukimu, menyumpahi atas semua keputusan yang telah kau ambil. Untuk pertama kalinya aku merasa kau telah memutuskan hal yang salah. Kau memutusakn untuk meninggalkan orang-orang yang kau sayang hanya untuk bisa mengobati hatimu. Apa kami tidak bisa menjadi bahagiamu, hingga akhirnya kau memutuskan hal itu?
" Tidak hanya satu orang yang mengalami kehancuran atas keputusan yang di ambil oileh Anora, EL," Ucap Yanus yang tiba-tiba sudah ada di belakangku.
Ya... tentu aku tidak melupakan hal itu. Lelaki yang kini berdiri tepat di hadapanku mempunyai kemampuan membaca pikiran orang lain.
"Hai...Yanus, apa kabarmu?" tanyaku sambil berjabat tangan dengannya.
" Aku baik, dimana putrimu?"
" Ia sedang keluar bersama Tasya, Dimana Velly?"
