tidak ada yang berani berbicara saat kami Tengah berkumpul di ruang tamu apartemen ku. Aku baru saja keluar dari kamarku setelah membaringkan Elsa di kasur tidur ku.
tangisan yang begitu menyayat hati benar-benar membuatku tertegun. Elsa berkali-kali berkata kepadaku kalau ia sangat takut untuk kembali bersama dengan aunty Alona.
aku menemukan bekas tamparan di bagian pipi kanannya serta lengannya yang memerah karena digenggam dengan paksa. Aku tidak tahu kenapa Allah menjadi segera itu kepada anaknya sendiri. Apakah tidak ada orang keibuan di dalam dirinya yang membuatnya enggan menyakiti anaknya sendiri.
Aku bahkan tidak menemukan ekspresi penyesalan ketika kami berhasil merebut Elsa Dari Dirinya.