Aku dan Yanus kini tengah meniti jalan menuju apartemen ku, Aneh, sesaat Yanus telah tiba di perusahaan ku, orang itu sudah tidak ada di tempatnya.
" Mungkin orang itu haya kebetulan berada di sana Anora, jangan takut lagi," ucapnya sambil menyetir mobilku.
" Aku tidak tau Yanus, aku hanya merasa ketakutan. semoga saja apa yang kau katakan itu benar," ucapku sambil melemparkan pandanganku ke jalanan.
Aku paham benar siapa yanus, ia tidak akan memberitahuku secara terbuka tentang apa yang sebenarnya akan terjadi pada diriku. aku tau dia tidak akan membuka suara tentang kekhawatiran yang muncul pada dirinya.
lelaki di sampingku itu bukan kekasihku, tetapi ia berlaku layaknya seorang kakak yang takut adik kecilnya kenapa-kenapa, aku merasa nyaman dengan semua laku yang di buat oleh Yanus padaku. Dan ini bukan perasaan nyaman pasangan kekasih, tetapi perasaan yang tidak pernah di miliki oleh seorang wanita pada lelaki dan sebaliknya.