Sama seperti beberapa hari sebelumnya, ia hanya bisa berdiam diri dan menghabiskan waktu di atas ranjangnya.
Satu-satunya kasur yang ada di dalam ruangan tersebut dan terletak lebih tinggi daripada tempat lainnya meskipun ada sofa panjang di dalam ruangan itu.
Tony juga tidak menampik kalau ia yakin bahwa sofa itu empuk dan juga lembut. Itu karena ia sering melihat ibunya dan juga ayah sering memilih untuk tidur di sana daripada pulang.
Ruangan yang awalnya ia pikir akan hanya sepi saja berubah menjadi sebuah keramaian yang tidak pernah ia bayangkan.
Flashback
Tony tak pernah menyangka bahwa ia akan melihat ekspresi seperti itu dari ayahnya, meskipun ia tersenyum Tony dapat melihat bahwa matanya masih menunjukkan kesedihan.
Sebenarnya ia juga membayangkan seberapa parahnya sebenarnya luka yang ia alami sampai ayah bisa bereaksi seperti itu.