Benda berbentuk persegi panjang itu tergeletak begitu saja di atas kasur, tertumpuk dengan selimut yang sejak pagi belum dilipat oleh Tia.
Nora yang sudah kembali ke kamar untuk merapikan kamar melihat ponsel itu dengan pandangan curiga.
Sejak semalam, ia melihat ada yang aneh pada raut wajah Tia setiap kali ia melihat ke arah ponselnya.
Meskipun saat itu yang ia lihat atau mainkan adalah permainan di ponsel, tapi ada keraguan yang terlihat sesaat setiap ia baru saja mengangkat ponselnya.
Apalagi saat malam sebelum tidur, wajah terkejut itu mana mungkin dilupakan oleh Nora. Sesuatu jelas terjadi, tetapi Tia lebih memilih untuk memendamnya sendiri.
Sembari melipat selimut milik Tia, matanya masih berfokus pada ponsel milik adiknya itu, rasanya ingin membukanya tanpa izin dan melihat sendiri apa yang menyebabkan adiknya jadi seperti itu.
Tangannya kini sudah memegangnya, hanya mengangkatnya tanpa membuka ponsel tersebut. Hatinya masih berperang dengan nuraninya sendiri.