Mi ayam yang ada di atas meja kini mengembang karena didiamkan terlalu lama. Ponsel yang tadi dipegang hanya untuk membantu mengirimkan rekaman pada Lia, kini dipegang terus karena ingin memperjelas apa yang baru saja ia ketahui.
Berbeda dengan mi ayam milik Deva yang dibiarkan tak tersentuh untuk waktu yang lama, bakso di mangkok Bagas sudah habis, beserta dengan kuahnya.
Itu karena Bagas sendiri juga termasuk ke dalam pernyuka kuah.
Baginya, kuah itu seperti penyejuk untuk dirinya yang sering merasa kehausan.
Melihat Deva sepertinya masih enggan untuk melanjutkan makannya, Lia pun mengajak bicara Bagas. Tangannya terulur maju untuk mencapai dekat dengan Bagas, kemudian mengetukkan jemarinya ke meja.
"Bagas, lebih baik kita tinggal saja dulu Deva disini. Kita kembalikan dulu mangkoknya"
Benar, di kantin tempat Deva bersekolah itu, setiap siswa yang makan di kantin dan menggunakan barang dari kantin wajib untuk mengembalikannya.