"Apakah tak apa kalau kita tertinggal dan merasa santai seperti ini?," tanya Lucy penasaran.
Ia dan ibu Leon masih berjalan dengan begitu santai menyusuri jalanan, mereka bahkan belum masuk ke area rumah sakit.
Keduanya masih berada di area luar rumah sakit. Sebuah pintu masuk kaca yang memiliki sensor otomatis terbuka begitu mereka mendekat.
"Kau tak perlu khawatir, kita akan segera sampai di tempat mereka hanya dalam hitungan detik saja"
Ibu Leon merangkul pundak Lucy dan membawanya untuk memasuki lift yang sedikit tersembunyi.
Dikatakan tersembunyi bukan karena tempat itu sepenuhnya tak terlihat, hanya saja karena bagian pintunya hampir terlihat seperti dinding biasa.
Nomor yang ditekan begitu mereka masuk adalah angka 3, hanya butuh beberapa detik saja sampai pintu yang tertutup itu terbuka lagi.
Dan betapa terkejutnya Lucy karena Leon sudah berdiri di depan lift dengan kedua tangan yang disedekapkan menghadap ke arahnya.
"Kalian terlambat"