Sudah lewat beberapa hari setelah Nora melihat Tia pulang ke rumah dengan badan gemetar dan menangis di pelukannya.
Hari pertama dan kedua setelah itu, Tia hanya sering terlihat terdiam dan menatap sekitar dengan pandangan kosong.
Bahkan sedikit sulit untuk diajak berbicara karena sepertinya fikirannya berada entah dimana.
Gerakannya pun semakin lambat, saat ia melipat selimut, mengisi air ke gelas, ataupun mencuci pakaian. Seperti orang yang tak memiliki tenaga.
Meskipun begitu ia tetap melakukan hal normal lainnya, seperti makan, mandi dan tidur tepat waktu.
Setidaknya ketiga hal itulah yang Nora syukuri masih dilakukan dengan baik oleh Tia.
Rasa trauma yang dimiliki olehnya pasti memiliki pengaruh yang begitu besar sampai membuatnya terguncang seperti ini.
Mengerti akan kondisinya, Nora tak lagi meneriakinya seperti biasa, karena Tia juga bukan seperti Tia yang biasanya ia kenal.