Pagi hari begitu cepat datang, sinar matahari sudah singgah lagi masuk ke dalam kamar dari kelambu yang berwarna putih itu.
Mata yang tertutup itu kini terbuka dengan lebar, jantungnya berdegup cepat saat menyadari kalau ia mungkin terlambat untuk sholat subuh.
Tanpa mengecek ponselnya, Melati buru-buru turun dari kasur sampai ia terjatuh karena kakinya terlilit di selimut.
Dengan kesadaran yang masih setengah terkumpul dan mata yang juga masih setengah terbuka, serta dagu dan sikunya yang terasa nyeri, Melati menyeberangi ruangan gelap untuk meraih gagang pintu.
Meninggalkan pintu terbuka dan berjalan dengan cepat menuju ke kamar mandi untuk berwudhu.
Wajahnya yang sudah basah dengan air wudhu kini terasa segar, dan matanya jadi bisa melihat dengan lebih jelas lagi.
Kali ini ia berusaha ntuk kembali dengan lebih hati-hati. Ia baru menyadari setelah mata terbuka lebar kalau jalan menuju ke kamar mandi pasti melewati tangga.
