"Apa? Martabak telur?"
Suara itu jelas merupakan suara kakaknya dari dalam kamar. Meski ia berkata seperti itu, ia sama sekali tak berniat keluar dari kamar dan ikut berbicara di ruang tamu seperti yang biasa ia lakukan saat menggodanya.
Hanya ada satu hal yang membuatnya tak keluar dan mengerjainya, yaitu bermain game online bersama teman bermainnya yang paling solid, Kak Tony.
Untuk alasan bagaimana ia bisa mendengar pembicaraan antara Melati dan ibunya, jawabannya antara ia yang sejak tadi sengaja mendengarkan, suara Melati yang terlalu keras atau memang telinga Deva yang sudah di tempelkan di pintu hingga ia bisa mendengar apapun meski bersuara kecil.
"Sudahlah, tak usah dipedulikan. Lagipula, kakakmu itu sepertinya juga sedang sibuk sendiri bermain dengan Tony"