Tangan kanan Pak Irwan tak melepaskan tangan Tony, beliau masih menggenggamnya untuk dapat merasakan bahwa Tony masih ada bersamanya dan sekarang sudah sadar.
Bayangan tentang ruang IGD membuatnya mengingat banyak hal, ada begitu banyak orang yang ia lihat belakangan ini masuk ke ruang teersebut.
Teman dari anak-anaknya dan juga kini dirinya sendiri. Sebelumnya ia bahkan tak menyangka kalau Tony akan ikut mengalami hal yang sama.
Ia bahkan tak sadar selama beberapa hari dan kali ini ia bahkan masih belum bisa untuk menggerakkan tubuhnya sebebas biasanya.
Berbagai pikiran negative pun juga terkadang singgah di pikirannya, tentang bagaimana ia merasa gagal sebagai orang tua.
Tak bisa menjaga anaknya sendiri dari sebuah kejadian yang begitu memilukan seperti sekarang. Hal yang sebenarnya dapat dicegah andai ia mau dan bisa berhati-hati.
"Sayang, ada apa?," kalimat lembut istrinya membuatnya akhirnya bisa mengangkat wajah.
