Suara itu terdengar seperti angin lalu di telinganyam, ia bahkan merasa geli seakan itu menggelitiknya cukup lama.
Matanya berkedip berulang kali untuk memperhatikan ekspersi yang terlihat dari adiknya yang sampai saat ini masih duduk dengan begitu santai di hadapannya.
Hanya saja, saat ini Tia sudah begitu santai sampai ia mengambil sendiri toples yang tadinya ada di samping Nora.
Ia membuka sendiri wadahnya dan memakannya sendiri, tanpa menawarkan makanan itu padanya sedikitpun.
Dengan santai ia memakannya sambil memamerkan cemilan itu kepadanya, meski begitu Nora sudah tak berniat untuk meminta.
Ia sudah memakan cemilan itu sejak tadi dan cukup banyak sebelum Tia pulang ke rumah.
"Ti… Tia, sebentar dulu, berhenti," tangan Nora terulur untuk menghentikan gerakan tangan Tia yang kini dimasukkan lagi ke dalam toples.
"Kenapa kak?"
Bibir Tia bergerak maju karena merasa kesal kesenangannya terganggu. Ia masih tak paham kenapa ia harus berhenti lagi.