Setelah selesai menulis suratnya, Isabel pun kemudian melipat kertas yang bertuliskan surat dirinya untuk Azam. Setelah itu Isabel pun segera memberikan suratnya kepada petugas.
'Mas Azam, maafkan aku ya, aku terpaksa harus memberikanmu kabar ini hanya melalui surat saja. Aku juga sangat ingin sekali menemuimu, tapi aku tidak diberi izin. Maafkan aku, Mas. Kamu jaga dirimu baik-baik ya, Mas. Aku sayang kamu. Oh ya, aku tidak bisa memberikan kabar tentang kehamilanku itu lewat surat. Akan lebih baik jika aku mengatakannya langsung saja. Besok aku akan datang ke sini lagi. Aku janji, Mas, aku akan datang'. Batin Isabel.
"Pak, ini surat untuk suami saya," ucap Isabel sembari menyodorkan surat tersebut kepada petugas.
"Baiklah, Bu. Omong-omong, siapa nama suami Ibu?" tanya petugas tersebut ingin memastikan kembali.
"Namanya Azam, Pak," ucap Isabel.
"Oh, baiklah. Azam yang baru kemarin masuk ke sini, kan?" tebaknya.