Setelah sampai diteras rumah, Kania segera melepaskan genggaman tangannya dari Anin. Kania ingin segera berpamitan pada Anin. Kania takut Bima akan marah besar padanya kalau dirinya terlalu lama diluaran sampai mengabaikan tugasnya dikantor.
"Anin, kamu beneran sudah baik-baik saja?" tanya Kania.
"Iya, Kak Kania. Anin sudah lebih baik. Makasih ya, Kak Kania sudah bantuin Anin," ucap Anin.
"Iya, Sayang. Oh ya, kamu bisa kan masuk sendiri ke dalam rumah? Kak Kania harus segera sampai ke kantor," ucap Kania.
"Iya, Kak Kania. Anin bisa, kok. Sekali lagi makasih ya. Kak Kania baik banget," ucap Anin.
"Hehe, kamu buat Kak Kania jadi geer. Udah ah, Kak Kania takut dipuji-puji lagi sama kamu. Terus nanti Kak Kania terbang. Haha, dadah, Anin. Kak Kania pergi dulu, ya," pamit Kania.
Baru saja Kania selesai berpamitan, tiba-tiba mobil Azam dan Isabel memasuki pekarangan rumah. Isabel langsung memberhentikan mobilnya secara dadakan saat dirinya melihat Kania.