Isabel jadi mengingat saat dia menikah dulu, pernikahan yang sederhana, hanya dihadiri anggota keluarga dan teman dekat saja. Pernikahan yang dulu sama sekali tidak Isabel sukai. Isabel justru merasa benci dengan adanya pernikahan itu. Tapi entah mengapa sekarang dia merasa hal lain dengan pernikahannya. Ada sedikit rasa beruntung karena dirinya bisa menikah dengan Azam dan membina rumah tangga dengannya. Isabel kembali mengingat saat dirinya begitu keras menolak untuk dijodohkan dengan Azam. Isabel kekeh dengan pendiriannya yang tidak ingin menikah dan hidup menjadi seorang janda saja. Namun karena terus didesak oleh kedua orang tuanya, akhirnya Isabel terpaksa menerima perjodohan tersebut.